Ketika kita memakai batik, maka kita ikut merayakan budaya Indonesia, sekaligus menunjukkan rasa bangga terhadap warisan batik yang kaya nilai seni dan filosofi

Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memperkenalkan karya wastra Batik Gerbang Baru Nusantara, sekaligus mengajak generasi muda menjadikan batik sebagai simbol gaya hidup berbudaya pada peringatan Hari Batik Nasional 2025.

“Ketika kita memakai batik, maka kita ikut merayakan budaya Indonesia, sekaligus menunjukkan rasa bangga terhadap warisan batik yang kaya nilai seni dan filosofi,” ujar Gubenur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis.

Menurut Khofifah, atmosfer kebanggaan terhadap batik harus ditularkan kepada generasi muda agar tidak hanya mengenal, tetapi juga menjadikan batik bagian dari keseharian.

Baca juga: Tujuan adanya peringatan dan perayaan Hari Batik Nasional

“Atmosfer seperti ini yang harus kita tularkan kepada generasi muda supaya ikut menjadikan batik sebagai simbol gaya hidup. Batik ini akar budaya yang tidak lekang waktu, bahkan tetap relevan dengan gaya hidup modern,” ucapnya.

Khofifah melanjutkan generasi muda dapat menggunakan batik sebagai bentuk partisipasi, sekaligus pelestarian budaya. Selain itu bangga berbatik juga diartikan cinta pada produk budaya lokal.

Tak hanya itu Khofifah mengatakan saat ini terdapat batik kekinian maupun batik motif tradisional yang ditata ulang menjadi desain kontemporer, tetapi tetap melekat akar budayanya.

Baca juga: 7 alasan batik Indonesia diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia

“Makanya setiap kali saya berkunjung ke kota kabupaten di Jatim, saya berusaha untuk selalu beli batik, supaya update batik apa yang sedang tren. Bahkan beberapa hari lalu saat Misi Dagang di Palembang saya juga beli beberapa jenis batik khas Sumatera Selatan,” ungkapnya.

Atas pengalaman tersebut, kata dia, akhirnya lahir wastra Batik Gerbang Baru Nusantara yang diluncurkan dalam rangkaian acara Jawa Timur Festival (Jatim Fest) 2025 di Grand City Surabaya pada Senin (1/10).

“Peluncuran ini sekaligus memperlihatkan bagaimana kekuatan sejarah dan budaya Jawa Timur dihidupkan kembali melalui karya wastra batik, yang bernilai estetika dan sarat makna filosofis,” katanya.

Baca juga: Cara merawat batik agar awet dan tidak pudar di Hari Batik Nasional


Pewarta: Willi Irawan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.