Jakarta (ANTARA) - Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menekankan penting bagi perajin dan pengusaha batik untuk lebih mengoptimalkan pemasaran berbasis digital agar akses pasar semakin luas dan usahanya cepat naik kelas.
“Tentu kita (dorong) terus untuk program digitalisasi ini. Kita juga bekerja sama dengan semua stakeholder, platform-platform (digital) juga, termasuk mungkin menyangkut soal AI (akal imitasi) juga terus kita dorong,” kata Asisten Deputi Bidang Pemasaran dan Digitalisasi Usaha Mikro Kementerian UMKM Ari Anindya Hartika di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, Ari mengatakan khusus untuk pembinaan AI kepada UMKM termasuk di ekosistem usaha kerajinan batik, semakin dibutuhkan agar usaha dan pemasarannya dapat relevan sesuai tren dan kebutuhan masyarakat.
“Kemarin di SMESCO juga sudah ada kerja sama dengan salah satu (platform/perusahaan) yang mengembangkan AI untuk para UMKM ini untuk memudahkan mereka,” kata Ari.
“Ini kita dorong sampai mereka bisa menguasai (teknologi), karena mau tidak mau, suka tidak suka, kita pasti akan berjalan dengan itu,” ujarnya menambahkan.
Di sisi lain, Walikota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid menilai bahwa akses pasar yang luas semakin membawa batik sebagai identitas budaya dan kreativitas Indonesia yang mendunia.
Ia menyebutkan, Batik Pekalongan sudah menjangkau pasar ekspor termasuk Malaysia, Thailand, Vietnam, Timur Tengah, hingga Afrika.
Pasar yang beragam pun membuat para pegiat batik untuk menyesuaikan kreativitas mereka dengan kebutuhan di masing-masing negara yang mereka tuju.
“Pasar Timur Tengah, biasanya batiknya (berupa produk) sarung. Sementara untuk (pasar) Afrika, mereka lebih memilih (batik) dengan warna-warna cerah,” ujar Afzan.
Sementara, Walikota Malang Wahyu Hidayat mengatakan penggunaan teknologi digital dan keterlibatan anak muda di ekosistem usaha batik berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan ekonomi kreatif Kota Malang, Jawa Timur.
“(Industri/usaha) Batik menciptakan lapangan kerja, dan ekonomi Malang tumbuh 5,41 persen, dengan sektor ekonomi kreatifnya tumbuh 5,93 persen,” kata Wahyu.
Baca juga: Kementerian UMKM ajak pegiat batik adaptif dengan perubahan zaman
Baca juga: Kementerian UMKM dorong pelaku usaha kembangkan fesyen berkelanjutan
Baca juga: Menteri UMKM: Dana KUR harus digunakan untuk kepentingan usaha
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.