Kita harus memberi afirmasi beasiswa bagi mahasiswa NTT, mempercepat peningkatan jumlah dosen bergelar doktor di kampus-kampus NTT, serta menyediakan laboratorium dan sarana digital

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menerapkan empat strategi khusus dalam upaya memperkuat pendidikan tinggi dalam konsep Kampus Berdampak di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Keempat strategi tersebut yakni implementasi pendidikan berbasis dampak, digitalisasi dan internasionalisasi, penguatan karakter madani, serta kolaborasi multipihak.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek Khairul Munadi melalui keterangan di Jakarta, Kamis, menyebutkan sejumlah program yang relevan terhadap NTT, seperti Beasiswa Program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU), Program Pra-Doktoral 3T, penguatan politeknik, serta modul digital yang memungkinkan mahasiswa belajar meskipun dari pulau kecil.

"Kita harus memberi afirmasi beasiswa bagi mahasiswa NTT, mempercepat peningkatan jumlah dosen bergelar doktor di kampus-kampus NTT, serta menyediakan laboratorium dan sarana digital," katanya.

Baca juga: Pj Gubernur NTT harap LLDIKTI XV fasilitasi kapasitas pengajar

Khairul menegaskan tantangan pendidikan tinggi, khususnya di NTT, masih sangat nyata, dimana Indeks Pembangunan Manusia (IPM) relatif rendah, angka putus sekolah tinggi, sarana laboratorium terbatas, serta jumlah dosen bergelar doktor yang masih minim.

Di samping itu, lanjutnya, banyak anak muda berbakat harus berhenti kuliah karena keterbatasan biaya atau jarak.

"Karena itu, investasi terbesar di NTT haruslah investasi pada sumber daya manusia. Pendidikan tinggi harus menjadi kunci membuka masa depan anak-anak NTT," katanya.

Dirjen Dikti juga menekankan pendidikan tinggi tidak boleh terjebak hanya pada ruang akademik, melainkan harus hadir sebagai motor penggerak pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya.

Baca juga: LLDikti dorong peningkatan mutu perguruan tinggi swasta di Indonesia

"Kupang dan NTT adalah wajah tantangan sekaligus harapan Indonesia Timur. Jika pendidikan tinggi di sini diperkuat, maka NTT akan melahirkan generasi baru yang mampu membangun dari kepulauan, perbatasan, hingga desa-desa terpencil," ujarnya.

Dirjen Khairul menyinggung visi Indonesia Emas 2045 yang harus disiapkan sejak sekarang. Ia mengutip pandangan Nelson Mandela bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh.

"Bayangkan jika dari Kupang, Flores, Sumba, dan Rote, lahir ribuan anak muda yang bisa mengolah potensi laut, mengembangkan pariwisata budaya, memanfaatkan energi matahari dan angin, serta melahirkan inovasi pangan dari jagung dan daun kelor. Itulah kontribusi nyata SDM NTT bagi Indonesia Emas," ucap Khairul Munadi.

Baca juga: Kemdiktisaintek siapkan lahan pembangunan Sekolah Garuda di Soe, NTT

Baca juga: Wamen Stella dorong kampus di NTT lakukan riset guna majukan ekonomi

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.