Nama kecamatan ini juga Pondok Kelapa, yang jelas-jelas menunjukkan di sini termasuk Desa Srikuncoro juga penghasilan komoditas kelapa

Bengkulu (ANTARA) - Universitas Bengkulu membangun pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk cocopeat dan cocofiber bagi masyarakat Kabupaten Bengkulu Tengah yang bertempat di Desa Srikuncoro.

"Sabut kelapa di Provinsi Bengkulu masih berupa sampah belum termanfaatkan diolah dan menjadi bernilai. Oleh karena itu kami membangun pengolahan limbah sabut kelapa di Desa Srikuncoro Kabupaten Bengkulu Tengah," kata Ketua Tim Pengabdian Universitas Bengkulu Prof Mochamad Ridwan di Bengkulu, Kamis.

Dia mengatakan, Universitas Bengkulu memilih program pengolahan limbah sabut kelapa mengingat sumberdaya bahan baku yang cukup tinggi di Bengkulu, bahkan menjadi sampah yang mengganggu keasrian daerah.

Ketika, limbah sabut kelapa dibuang ke tempat pembuangan akhir, maka limbah kelapa tersebut cepat sekali menambah tumpukan di tempat pembuangan apalagi Bengkulu memiliki destinasi wisata pantai yang menyuguhkan menu minuman kelapa muda.

Baca juga: Mengubah sabut kelapa jadi karya bernilai tinggi

"Nama kecamatan ini juga Pondok Kelapa, yang jelas-jelas menunjukkan di sini termasuk Desa Srikuncoro juga penghasilan komoditas kelapa," katanya.

Anggota Tim pengabdian Universitas Bengkulu Dr Yarjohan menyatakan UNIB tidak hanya membantu peralatan pengolahan limbah sabut kelapa menjadi cocopeat dan cocofiber saja.

"Kami juga memberikan pelatihan dan pendampingan dari awal sampai ke depannya, termasuk menyediakan pasar untuk produk cocopeat yang dapat menjadi media tanam dan juga cocofiber yang manfaatnya banyak sekali diantaranya bisa jadi tali tambang, sapu, kerajinan seni, pembuatan sarang burung dan kebutuhan budi daya gurame," kata dia.

Kepala Desa Srikuncoro Kabupaten Bengkulu Tengah Romadhan menyebutkan saat ini pemerintah desa bersama UMKM mulai menyerap limbah sabut kelapa di sekitar Srikuncoro.

"Ke depan kita ingin mengolah limbah sabut kelapa yang ada (berserakan) di sepanjang Pantai Panjang Kota Bengkulu, di sana banyak sekali (sabut kelapa yang hanya menjadi sampah) saja. Kami juga mengajak pengusaha pemasok kelapa muda (di destinasi wisata Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah) untuk ikut dalam program pengolahan ini," ujarnya.

Baca juga: Disperindag Biak latih ketrampilan sabut kelapa warga OAP

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.