Batang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo minta masalah terkait pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, diselesaikan dengan cara-cara baik.

"Manfaat listrik itu tidak hanya untuk kepentingan industri atau hotel saja tetapi juga untuk belajar anak-anak dan keperluan nelayan," kata Presiden di Batang, Jumat.

"Pembangunan PLTU yang sempat tertunda empat tahun ini harus segera dibangun. Saya sudah memanggil menteri agar pembangunan PLTU segera dimulai," katanya.

Ia mengatakan PLTU Batang nantinya akan memasok kebutuhan listrik sampai ke pelosok Pulau Jawa dan Bali.

Presiden juga meminta pemerintah daerah memastikan tidak ada proyek yang mangkrak hanya masalah proses perizinan.

"Buktikan pemerintah bisa menyelesaikan problem-problem. Jangan sampai ada investor yang keluar karena proses izin," katanya.


Awal pembangunan

Presiden meresmikan awal pembangunan PLTU di Desa Ujung Negoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat, setelah tertunda selama empat tahun.

Sebelum memberikan sambutan, Presiden mendapat penjelasan seputar pembangunan PLTU Batang oleh Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Sofyan Basir.

Sofyan mengatakan PLTU Batang merupakan proyek pertama yang dijalankan dengan pola kerja sama pemerintah dan swasta.

Proyek pembangunan PLTU berkapasitas 2x1.000 Megawatt dengan nilai investasi empat miliar dolar AS itu ditargetkan selesai dalam 48 bulan.

Proyek itu, menurut dia, dilaksanakan berdasar Peraturan Presiden No.67 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.

"Oleh karena, peresmian pembangunan proyek oleh Presiden ini dapat menjadi simbol keberpihakan pemerintah pada pembangunan untuk kepentingan umum dan pembangunan infrastruktur lainnya," katanya.

"Hal itu, juga menunjukan pemerintah mempunyai komitmen kuat mendukung investasi yang diharapkan akan menjadi pemicu investor untuk menanamkan dananya di Indonesia," katanya.

Pewarta: Kutnadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015