Dari lima jenazah yang diperiksa ini kan rata-rata usia 12-15 tahun. Nah, sidik jarinya sudah mulai rusak karena sudah mulai membusuk

Surabaya (ANTARA) - Proses identifikasi lima jenazah korban ambruknya mushalla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo mengalami kesulitan akibat kerusakan sidik jari, sehingga tim kini memaksimalkan metode identifikasi melalui DNA.

"Dari lima jenazah yang diperiksa ini kan rata-rata usia 12-15 tahun. Nah, sidik jarinya sudah mulai rusak karena sudah mulai membusuk," kata Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri Kombes Pol dr Wahyu Hidajati di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Jumat petang.

Ia menjelaskan metode identifikasi melalui gigi dan pakaian juga tidak memberi hasil maksimal.

Baca juga: Kapolda: Penyebab ambruknya Ponpes Al Khoziny masih diselidiki

Pertumbuhan gigi anak usia belasan tahun hampir sama, sementara seragam santri rata-rata putih dan sarung tanpa ciri khusus. Dengan kondisi tersebut, tim DVI akan memaksimalkan DNA sebagai metode utama.

Namun, menurut Wahyu, metode DNA memerlukan waktu minimal tiga hari bahkan bisa memakan waktu hingga dua minggu.

"Langkah terakhir kami tentu mengambil semua sampel DNA dari keluarga dan jenazah. Kalau DNA terbukti match, itu sudah tidak terbantahkan lagi. Jadi kita menuju ke sana sambil berkejaran dengan waktu,” ujarnya.

Baca juga: BNPB: 400 lebih personel SAR bekerja siang malam di Ponpes Al Khoziny

Pihaknya meminta keluarga korban bersabar selama proses identifikasi berlangsung di Post Mortem RS Bhayangkara Surabaya.

"Masih proses, jadi untuk keluarga mohon bersabar," katanya.

Ketika proses identifikasi dan rekonsiliasi tuntas, tim DVI memastikan akan memberitahu keluarga korban.

Baca juga: Proses evakuasi korban Ponpes Al Khoziny dekati lapisan dasar

"Akan kita hubungi, kita sampaikan bahwa dari hasil rekonsiliasi pemeriksaan itu sudah ada titik terang. Jadi nanti bagaimana prosesnya, mau diserahkan bagaimana, perawatan jenazahnya, memandikannya, memakamkannya, itu kita sampaikan ke keluarga," katanya.

Hingga Jumat malam, sudah ada delapan jenazah korban ambruknya bangunan mushalla Ponpes Al Khoziny yang telah dibawa ke RS Bhayangkara untuk selanjutnya dilakukan identifikasi.

Baca juga: Basarnas kembali evakuasi empat korban Ponpes Al Khoziny

Baca juga: Menko PM angkat empat korban selamat ponpes ambruk jadi anak angkat

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.