Samarinda (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur Jaya Mualimin mengajak masyarakat untuk secara aktif dan rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing setiap akhir pekan untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Hal itu perlu dilakukan mengingat kasus DBD di Kalimantan Timur mencapai 3.647 kasus.

"Satu rumah bebas jentik berarti satu keluarga lebih sehat. Kami mendorong PSN menjadi sebuah gerakan bersama. Mari kita jadikan kegiatan PSN sebagai rutinitas di setiap akhir pekan," ujar Jaya Mualimin di Samarinda, Sabtu.

Ia menekankan pentingnya meluangkan waktu sejenak setiap akhir pekan untuk memastikan rumah bebas dari jentik nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Baca juga: Kaltim pelopor vaksinasi DBD dan jadi percontohan nasional

"Kami terus mengkampanyekan slogan 'Aku Malu Jika Ada Jentik di Rumahku' untuk menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab individu dalam menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini penting mengingat kasus kematian DBD di Kaltim yang tercatat 11 orang dari data terkini," katanya.

Menurut Jaya, kunci utama pencegahan DBD adalah memutus siklus hidup nyamuk dengan menghilangkan tempat perkembangbiakannya. Hal ini dapat dilakukan secara efektif melalui gerakan PSN 3M Plus.

"Caranya sangat mudah dan tidak memakan waktu lama. Lakukan PSN 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air seperti bak mandi dan vas bunga, menutup rapat semua wadah air, serta mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk," ujarnya.

Lebih lanjut, ia merinci beberapa titik yang sering luput dari perhatian, di antaranya tatakan pot bunga, tampungan air dispenser, talang air, ban bekas, hingga penampung air di belakang kulkas.

Baca juga: Kasus DBD tinggi, Kaltim perluas vaksinasi dengue sasar anak-anak SD

"Cukup sisihkan sedikit waktu pada akhir pekan untuk memeriksa dan membersihkan titik-titik rawan tersebut. Musim hujan telah tiba, jangan biarkan nyamuk berkembang biak. Lawan dengue harus dimulai dari rumah kita sendiri," tegas Jaya.

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.