Banjarbaru (ANTARA) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menjadi mitra strategis Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dalam mendukung program Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, yakni target Indonesia agar sektor kehutanan dan lahan penyerap karbon bersih pada 2030.

"Kami telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Kemenhut," kata Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri di Banjarbaru, Minggu.

Dia menyebut ULM akan berfokus pada pengembangan dan pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) serta ekosistem mangrove sebagai pusat riset dan konservasi biodiversitas.

Inisiatif ini sejalan dengan upaya mendukung program nasional FOLU Net Sink 2030, yakni pengurangan emisi gas rumah kaca melalui pengelolaan hutan dan lahan berkelanjutan.

ULM diharapkan oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dapat menghadirkan solusi inovatif untuk pengelolaan hutan, konservasi ekosistem dan pembangunan yang ramah lingkungan.

Baca juga: ULM Jadi Satu-satunya Universitas di Dunia Kelola Lahan Mangrove 611 Hektare

Diketahui tahun ini ULM menerima Surat Keputusan (SK) Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk pengelolaan KHDTK dari Kemenhut yang dikelola ULM sejak 2016.

SK RPJP ini menjadi dasar hukum dan operasional bagi ULM dalam mengembangkan KHDTK seluas 1.617 hektare di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan sebagai kawasan unggulan untuk pendidikan, penelitian, pelatihan, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kemudian ULM juga diberikan mandat oleh pemerintah mengelola hutan mangrove di Kabupaten Kotabaru seluas 611 hektare sejak tahun 2024.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq memberikan nama Laboratorium Mangrove Tropis Indonesia sebagai identitas untuk program konservasi mangrove yang dilaksanakan ULM tersebut.

Baca juga: ULM wujudkan pusat riset dan edukasi hutan berkelanjutan

Baca juga: Tim ULM ciptakan detergen ramah lingkungan dari limbah nanas

ULM menjadi satu-satunya universitas di dunia yang mengelola lahan mangrove, sehingga sejalan dengan target ULM menjadi Pusat Unggulan Lahan Basah di wilayah Asia Pasifik pada akhir 2027.

Pewarta: Firman
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.