...Kalau tari kita bisa ditampilkan lewat media sosial dengan kemasan menarik, pasti banyak yang tertarik
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih memandang kesenian-kesenian lokal di tanah air harus dikembangkan dengan inovasi agar mampu bersaing dan tidak hilang ditelan zaman.
"Kita ini sering hanya berhenti pada pelestarian. Tari tradisional hanya ditampilkan seperti dulu, tanpa ada inovasi. Padahal, undang-undangnya bukan Undang-Undang Kebudayaan biasa, tapi Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan. Artinya, harus ada pembaruan dan kreativitas,” kata pria yang akrab disapa Fikri itu, dikutip di Jakarta, Minggu.
Hal tersebut dia sampaikan usai menghadiri pagelaran seni tari di Sekolah Islam Terpadu Yayasan Harapan Umat, Brebes, Jawa Tengah pada Sabtu (4/10).
Ia lalu mencontohkan pengembangan seni yang dimaksud adalah fenomena drama Korea (drakor). Menurut Fikri, drakor mudah diterima oleh masyarakat Indonesia karena dikemas dengan modern, menarik, dan disebarluaskan secara masif. Kontrasnya, kata dia, banyak budaya Indonesia justru hilang karena hanya diwariskan tanpa pengembangan.
Lalu dalam konteks Brebes, Fikri menilai kesenian lokal, seperti tarian khas daerah sering kali hanya ditampilkan dalam bentuk asli.
Baca juga: Wamendikti dorong pengembangan pendidikan seni, tingkatkan daya saing
“Inovasi bukan berarti meninggalkan tradisi, tapi justru memperkuatnya agar tetap relevan dengan zaman,” kata dia.
Ke depannya, Fikri berharap tari tradisional Brebes dapat mencontoh keberhasilan Tari Saman dari Aceh atau Tari Zapin dari Riau yang berhasil mendunia berkat inovasi tanpa meninggalkan nilai aslinya.
Pelaku seni tari dari Brebes, Nurhalimah, menyambut baik dorongan itu. Ia mengakui, kelompoknya masih terbatas menampilkan tari secara konvensional, sehingga anak-anak muda kurang tertarik.
"Kami sering tampil di acara-acara kecamatan atau kabupaten, tapi bentuknya masih itu-itu saja. Anak-anak muda kadang kurang tertarik karena tidak ada sentuhan baru. Kalau ada pelatihan inovasi tari, kami siap ikut," katanya.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Pengembangan Seni Rontek penting untuk didukung
Nurhalimah berharap ada program pembinaan dan kolaborasi dengan koreografer muda, termasuk pemanfaatan media digital.
"Kalau tari kita bisa ditampilkan lewat media sosial dengan kemasan menarik, pasti banyak yang tertarik. Generasi muda itu kan visual banget,” kata dia.
Diketahui, Kementerian Kebudayaan RI dan Komisi X DPR RI terus mendorong revitalisasi tari tradisional dengan menyesuaikan koreografi dan penampilan, serta mengintegrasikannya ke dalam kegiatan ekonomi kreatif seperti festival kuliner dan pariwisata.
Baca juga: Kementerian Ekraf dukung pengembangan talenta seni pertunjukan
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.