Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi mengatakan pentingnya penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian sebagai pedoman kerja selama lima tahun ke depan.
"Apa yang kita susun dalam Renstra Kementerian bukan sekedar rencana program semata, tetapi harus menyasar pada perubahan perilaku di tingkat masyarakat sebagai dampak dari program yang kita lakukan. Hal ini mohon dapat catatan bagi kita semua untuk memberikan yang terbaik bagi perempuan dan anak Indonesia,” kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakannya saat memimpin langsung penyusunan Renstra KemenPPPA 2025–2029.
Menurut dia, Renstra Kementerian tidak hanya digunakan sebagai kerangka kerja, namun diharapkan memberikan dampak nyata bagi perubahan perilaku masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Menteri itu berharap Renstra Kementerian akan menjadi pijakan dalam melangkah lima tahun ke depan. Sehingga ke depannya upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dapat lebih tepat sasaran dan terukur hasilnya.
Baca juga: Menteri Arifah tekankan pentingnya penguatan layanan korban kekerasan
Sementara Wakil Menteri PPPA Veronica Tan turut mendukung komitmen seluruh jajaran Kementerian PPPA melalui penyusunan Renstra yang komprehensif.
Veronica Tan meminta mulai dari pejabat hingga seluruh pegawai di bawahnya memiliki peran yang penting dalam mengupayakan kesejahteraan bagi perempuan dan anak Indonesia.
"Kita harus bekerja dari hati untuk mewujudkan kondisi yang ideal bagi perempuan dan anak. Oleh karenanya, Renstra Kementerian ini menjadi langkah awal bagi instansi untuk bekerja keras dan kerja cerdas, saling bersinergi mengupayakan yang terbaik bagi perempuan dan anak," kata Wamen PPPA itu.
Baca juga: Menteri PPPA sebut anak ikut aksi unjuk rasa karena ajakan menyesatkan
Baca juga: Tangani KLB MBG, pemerintah pastikan keselamatan anak prioritas utama
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.