Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor menyampaikan Kementerian Ketenagakerjaan belum menerima laporan resmi terkait data pemutusan hubungan kerja (PHK) di pabrik PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBA Textile) yang berlokasi di Bandung.

"Belum ada info soal itu, kita belum mendapatkan informasi," kata Wamenker ditemui seusia menghadiri Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait Implementasi Rencana Aksi Nasional Penanganan Kendaraan Lebih Dimensi dan Lebih Muatan atau ODOL di Kantor Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, Senin.

Dia menyampaikan hal itu menanggapi pertanyaan awak media yang mengkonfirmasi adanya perusahaan tekstil besar di Bandung, Jawa Barat, yakni PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk, yang diduga mengalami pailit.

Dikatakannya, saat ini pihaknya masih menunggu laporan data lengkap dari pihak perusahaan tersebut, termasuk Dinas Ketenagakerjaan Bandung, termasuk dari serikat pekerja dan buruh.

Baca juga: Serikat buruh soroti isu PHK hingga upah dalam RUU Ketenagakerjaan

"Jadi sementara ini memang kita lagi mendata dan menunggu laporan-laporan dari (dinas ketenagakerjaan) daerah, dari serikat pekerja maupun dari serikat buruh yang ada untuk kita data," ujarnya.

Ia menjelaskan, dugaan sementara penyebab pailitnya perusahaan tersebut dipengaruhi oleh penurunan pesanan global yang berdampak pada berkurangnya aktivitas produksi dan kemampuan perusahaan membayar gaji karyawan.

Fenomena serupa, menurutnya, kerap terjadi di industri alas kaki dan tekstil yang bergantung pada ekspor, di mana negara tujuan kini tidak lagi melakukan pemesanan dalam jumlah besar.

Akibat berkurangnya order, kegiatan produksi menurun sehingga perusahaan kesulitan mempertahankan karyawan, hingga akhirnya mengambil keputusan pemutusan hubungan kerja sebagai langkah terakhir menjaga keberlangsungan usaha.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.