Jakarta (ANTARA) - Perum Produksi Film Negara (PFN), sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pembiayaan film dan konten kreatif, mengungkapkan strategis perusahaan dalam memproduksi film baru berjudul "Menuju Pelaminan".
Direktur Utama PFN Riefian Fajarsyah (Ifan) saat konferensi pers di Jakarta, Senin, mengatakan tolok ukur keberhasilan film tersebut tidak hanya terbatas pada aspek finansial semata, tapi, juga aspek pelestarian budaya dan pesan moral yang disampaikan.
"Karena di film ini juga kami menyisipkan hal-hal tentang kekayaan budaya Indonesia yang pasti terkait dengan nilai-nilai di dalamnya. Jadi, tolok ukurnya lumayan luas," kata Ifan.
Baca juga: PFN sediakan dukungan studio XR dalam penggarapan "Menuju Pelaminan"
Mengusung genre drama komedi, film "Menuju Pelaminan" yang disutradarai oleh Yuda Kurniawan itu merupakan hasil kolaborasi PFN dengan Rekam Films, serta dukungan mitra internasional Little Green White dan One Light Holdings dari Singapura.
Proyek itu terpilih melalui program Indonesia Film Financing (IFF) PFN, setelah melewati seleksi ketat dari lebih dari 100 proposal. PFN bertindak sebagai fasilitator, agregator, dan orkestrator bagi para pembuat film dalam program tersebut.
"Salah satunya ini, saya akan bawa PFN menjadi bukan hanya untuk berproduksi, tapi, menjadi fasilitator, menjadi agregator untuk sineas masuk ke dalam bisnis area dan juga menjadi orkestrator," kata Ifan.
Perusahaan tersebut juga berencana memasukkan teknologi terkini untuk memajukan industri perfilman Indonesia, seperti penggunaan Extended Reality (XR) yang memungkinkan produksi virtual, yang telah diterapkan dalam film "Menuju Pelaminan". Teknologi tersebut dinilai mampu membebaskan batasan imajinasi sutradara dan kru produksi.
"Dengan teknologi produksi virtual, syuting menjadi lebih sehat. Ini terkait dengan tenaga kerja juga, jadi, industri film bisa mendukung tenaga kerja yang dimanusiakan, yang manusiawi. Jadi, kerja yang sehat," kata Ifan.
Inisiatif yang dimulai dari film "Menuju Pelaminan" itu diharapkan menjadi langkah awal PFN dalam memajukan industri film Indonesia yang lebih berkualitas, berdaya saing, dan manusiawi melalui pemanfaatan teknologi terkini.
Baca juga: PFN kenalkan ide baru produksi film lewat teknologi produksi virtual
Baca juga: Film pendek "Wahyu" favorit penonton di Jakarta World Cinema 2025
Baca juga: James Cameron: Gen AI tak akan bisa gantikan seniman dan aktor manusia
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.