Bandung (ANTARA) - Dinding bangunan berwarna putih kusam di kompleks pergudangan Laswi Heritage, Bandung, Provinsi Jawa Barat, dalam beberapa hari disulap menjadi kanvas bagi para seniman desain digital dari berbagai wilayah di Indonesia dan Asia dalam festival bertajuk Bdg Lights 2025, yang merupakan bagian dari Bandung Design Biennale (BDB) 2025.
Pada masa lalu pernah menjadi bagian penting sebagai jalur logistik Kota Bandung dan kota-kota lain di Pulau Jawa, kompleks gudang itu kini menjadi tempat yang menghubungkan Bandung dengan kota-kota kreatif lainnya di dunia.
Laswi Heritage dulunya merupakan kompleks pergudangan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang dibangun pada 1928.
Selain menjadi gudang penyimpanan komponen kereta api, bangunan itu juga berperan sebagai dry port yang menghubungkan Bandung dengan kota-kota lainnya di Pulau Jawa, khususnya ke Batavia, kini Jakarta. Seiring perkembangan waktu, kawasan ini kini beralih fungsi menjadi ruang kreatif bagi anak muda di Kota Bandung.
Di bagian dalam, belasan instalasi seni cahaya memukau para pengunjung, bukan hanya karena kreativitasnya, tetapi juga karena inovasi yang memanfaatkan teknologi terkini seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Kompleks pergudangan yang sebelumnya tampak tua kini berubah menjadi ruang pameran seni yang penuh warna, kreatif, dan sarat teknologi. Festival cahaya ini bertujuan untuk mempromosikan Bandung sebagai kota desain dunia, yang telah menjadi bagian dari jaringan kota kreatif UNESCO sejak 2015.
"Bandung sejak lama dikenal sebagai kota tempat berkumpul. Semangat itu yang kami coba bawa dalam festival ini, mengajak semua pihak untuk berkolaborasi," kata Direktur Festival Bdg Lights 2025, Banung Grahita, kepada media di Bandung, pada Sabtu (4/10).
Selama pameran Bdg Lights 2025 yang digelar pada 3-5 Oktober 2025, lebih dari 20 seniman dari dalam dan luar negeri menampilkan karya desain mereka dalam bentuk proyeksi video. Karya-karya tersebut mengubah fasad gudang yang sebelumnya putih kusam menjadi penuh warna, menampilkan beragam cerita dan pesan visual.
Bersama kota-kota kreatif lainnya dalam jaringan tersebut, Bandung diharapkan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan para seniman desain di kawasan. Kolaborasi ini, kata Banung, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif di masa mendatang.
Sebagian besar karya seni yang dipamerkan berasal dari mahasiswa jurusan desain dari berbagai kampus di Indonesia serta seniman lokal. Namun, beberapa karya juga dikirim oleh sejumlah seniman mancanegara, terutama dari negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina. Negara non-ASEAN yang berpartisipasi di antaranya Jepang dan Rusia.
Abdul Shakir, kurator seni asal Malaysia yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini, mengatakan bahwa Bdg Lights menjadi platform pertukaran pengetahuan dan pengalaman bagi para seniman desain dan seni media baru di kawasan.
Festival cahaya ini menjadi kegiatan pembuka dari rangkaian acara BDB 2025, yang akan berlangsung hingga akhir bulan ini. Beberapa kegiatan lainnya dalam BDB 2025 mencakup forum desain, pertemuan jejaring kota desain UNESCO, hingga urban camping.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.