Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini tengah mengkaji teknologi Geoinformatika Multi-Input dan Multi-Output (Geomimo) guna menjawab tantangan negara di berbagai bidang dengan memaksimalkan mahadata (big data) yang tersedia.

Dalam diskusi daring bertajuk “GeoMIMO: Menjawab Kebutuhan Informasi untuk Ketahanan Pangan” di Jakarta, Selasa, Peneliti Pusat Riset Geoinformatika BRIN Joko Widodo PhD memaparkan Geomimo dikembangkan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), mahadata, hingga citra satelit untuk memaksimalkan berbagai potensi yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.

Joko memaparkan BRIN bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam menyatukan data penginderaan jauh untuk mendukung Kebijakan Satu Peta atau One Map Policy untuk mengintegrasikan data geospasial dari berbagai instansi pemerintah.

"Kami sebagai lembaga riset di Indonesia dan satu-satunya saat ini berkeinginan untuk bisa menyumbangkan ilmu kami di dalam hal tersebut," katanya menegaskan.

Melalui data dari teknologi Geomimo, Joko menjelaskan berbagai hal bisa dilakukan seperti mempermudah pemetaan dalam penyaluran bantuan agar tidak salah sasaran, serta mencari lokasi yang optimal dalam memaksimalkan potensi perkebunan dan pertambangan di seluruh penjuru Indonesia.

Ia juga menyebut beberapa skala prioritas nasional seperti ketahanan pangan, zona penangkapan ikan, hingga perdagangan karbon yang bisa dipantau melalui teknologi tersebut.

"Kemudian juga isu strategis lainnya, misalnya untuk pemetaan cannabis/ganja, kemudian untuk keamanan dan sebagainya," ujarnya.

Joko berharap penggunaan data yang bersumber dari Geomimo bisa menggantikan penggunaan data dari masing-masing institusi pemerintah yang pada saat ini kebanyakan masih menggunakan data berbasis open source.

Diketahui, pengembangan Geomimo sebelumnya sudah diawali dengan berbagai implementasi teknologi satelit penginderaan jauh lainnya, seperti pada teknologi BRIN Fire Hotspot yang berfungsi memantau titik api dan mencegah kebakaran hutan, yang terhubung dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga: BRIN paparkan manfaat satelit penginderaan jauh bagi Indonesia

Baca juga: BRIN kembangkan teknologi satelit petakan permukiman kumuh perkotaan

Baca juga: BRIN kembangkan teknologi Geomimo, optimalkan potensi nasional

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.