Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Soedirman akan dijadikan sebagai Rumah Sakit Penyelenggara Pendidikan Utama (RSPPU) guna memperluas akses pendidikan tujuh spesialis dasar yang dibutuhkan Indonesia.

"Karena Bapak Presiden juga menginstruksikan bahwa harus ada akselerasi penambahan jumlah dokter spesialis untuk melengkapi alat-alat kesehatan yang sekarang sudah makin terdistribusi ke seluruh rumah sakit di Indonesia," kata Budi di Jakarta, Selasa.

Dia menyebutkan, ketujuh spesialis dasar itu yakni spesialis anak, spesialis penyakit dalam, spesialis obstetri dan ginekologi, spesialis bedah, spesialis anestesi, serta dua spesialis penunjang yaitu spesialis radiologi dan spesialis patologi klinik.

Menurutnya, percepatan pendidikan spesialis diperlukan karena dengan tingkat produksi dokter spesialis saat ini, kebutuhan nasional tidak dapat dipenuhi bahkan dalam 20 tahun ke depan.

"Itu sebabnya tadi saya sudah laporkan ke Pak Menhan (Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin). Pak Menhan juga setuju agar rumah sakit ini segera dijadikan Rumah Sakit Penyelenggara Pendidikan Utama untuk tujuh dokter spesialis itu," katanya.

Baca juga: Prabowo tetapkan RSPPN sebagai rumah sakit pendidikan

Dia juga menilai perlunya rumah sakit untuk mendidik dokter-dokter TNI agar bisa cepat menjadi spesialis dengan standar internasional, sehingga bisa didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Untuk tahap awal, katanya, pendidikan spesialis di RSPPN Soedirman ini untuk memenuhi kebutuhan 7 spesialis dasar di RS-RS milik TNI.

"Saya minta izin, kalau Pak Menhan berkenan, untuk juga untuk dokter-dokter non TNI," Budi menambahkan.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyebutkan bahwa RSPPN Soedirman adalah RS tipe A berskala internasional, dengan infrastruktur seperti bangunan 28 tingkat, 1000 tempat tidur, dan sekitar 100 ICU.

"Layaknya rumah sakit yang bagus itu dokter yang bagus, alat kesehatan yang bagus, dan perawatan kesehatan, terutama post operation, itu bagus. Itu yang kita kerjakan," kata Sjafrie.

Dia mengatakan, fasilitas-fasilitas itu tinggal dikembangkan, dilengkapi dengan awak yakni dokter-dokter spesialis yang bagus.

Adapun pemerintah memulai Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di RSPPU pada 8 September 2025, dengan 58 peserta dari berbagai daerah yang selama ini mengalami kelangkaan tenaga spesialis sebagai upaya menjawab kurangnya dokter spesialis di tempat-tempat itu.

Terdapat sejumlah RS tempat pendidikan spesialis, yakni RS PON, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RS Kanker Dharmais, RS Mata Cicendo, RS Ortopaedi Soeharso Solo, dan RSAB Harapan Kita.

Baca juga: Menkes: Sudah 40 juta orang mendaftar Cek Kesehatan Gratis

Baca juga: Tingkatkan layanan kesehatan nasional, Pemerintah perluas akses ATMP

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.