Makassar (ANTARA) - Universitas Hasanuddin (Unhas) bersama program Partnership for Australia-Indonesia Research (PAIR) fokus mewujudkan sains berdampak membangun daerah.

Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis Unhas Prof Dr Eng Adi Maulana di Makassar, Selasa, mengatakan program PAIR menjadi wujud nyata dari konsep kampus berdampak di mana perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan riset, tetapi juga memastikan hasilnya berdampak bagi masyarakat melalui pembangunan sains dan teknologi.

“PAIR menjadi manifestasi Unhas berkontribusi bersama pemerintah daerah, dunia usaha, dunia industri, serta dunia kerja agar memberikan manfaat yang lebih luas melalui sektor pendidikan dan sains,” ujarnya pada kegiatan Roundtable Meeting yang menghadirkan sejumlah peneliti, LSM hingga pemangku kepentingan.

Baca juga: Unhas-PAIR berkolaborasi wujudkan ekonomi biru berkelanjutan

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan M Ilyas menambahkan, inovasi riset sangat penting untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional sebagaimana diharapkan presiden.

“Inovasi teknologi harus didorong, namun yang tidak kalah penting adalah bagaimana hasil riset ini dihilirisasikan kepada masyarakat, khususnya sektor kelautan dan perikanan,” ujar alumnus Unhas itu.

Sementara itu, Konsul Jenderal Australia di Makassar Tood Dias menilai kehadiran PAIR memiliki arti penting untuk memberikan dampak secara lokal ke masyarakat.

“Kesejahteraan masyarakat menjadi hal utama, dan penelitian ini bisa menjadi ruang bermitra untuk menghadirkan solusi serta rekomendasi kebijakan yang nyata,” kata Tood Dias.

Baca juga: Unhas-PAIR kolaborasi riset pengembangan potensi Sulawesi Selatan

Program PAIR mempertemukan peneliti Indonesia dan Australia untuk menghasilkan penelitian kolaboratif yang tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga aplikatif dan mendukung kebijakan.

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.