Apa yang Badan POM lakukan, kita lakukan yang namanya pendampingan dan asistensi kalau belum terpenuhi untuk mendapatkan sertifikasi
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan pihaknya melakukan lima langkah guna mendukung secara maksimal pengembangan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Soedirman agar menjadi rumah sakit unggulan.
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan di Jakarta, Selasa, bahwa kelima langkah itu yakni sertifikasi, pendampingan, pengembangan penelitian, distribusi obat, dan memajukan obat tradisional Indonesia. Hal itu, katanya, adalah untuk meningkatkan citra rumah sakit milik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tersebut.
Sebagai institusi yang ditugaskan mengawasi standardisasi dan sertifikasi kefarmasian, pihaknya mengacu pada standar internasional yang dinilai cukup rigid. Sejumlah sertifikasi yang diberikan pihaknya mulai dari percobaan klinis, nomor izin edar, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), hingga distribusinya.
"Apa yang Badan POM lakukan, kita lakukan yang namanya pendampingan dan asistensi kalau belum terpenuhi untuk mendapatkan sertifikasi," katanya.
Baca juga: Menkes: RSPPN Soedirman akan dijadikan RS pendidikan 7 spesialis dasar
Selain itu, lanjut Taruna, rumah sakit yang bertaraf global, contohnya Massachusetts General Hospital dan Mayo Clinic, berkembang karena fokus pada tiga hal yakni sebagai pusat pelayanan, pusat pendidikan, serta pusat penelitian.
"Oleh karena itu kami dari Badan POM juga ingin mendukung secara maksimal untuk sifatnya penelitian. Penelitian berbasis evidence-based untuk pengembangan rumah sakit ini menjadi rumah sakit yang unggul," katanya.
Terkait distribusi obat, pihaknya dan Kemenhan berkolaborasi untuk secara bertahap mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat, mengingat 94 persen bahan baku obat masih diimpor.
Ada sejumlah strategi yang dilakukan pihaknya untuk mengurangi ketergantungan, contohnya mengundang investor agar terjadi transfer teknologi. Namun karena hal itu butuh waktu dan skema kerja sama bidang pertahanan oleh Kemenhan, dinilai dapat mempercepat inisiatif tersebut.
Baca juga: Celltech Stem Cell dan RSPPN kerja sama pelayanan terapi sel punca
Adapun untuk pengembangan obat tradisional di RSPPN, Taruna berharap kolaborasi riset dan pengembangan antara BPOM, Kemenhan, dan Kementerian Kesehatan, dapat menggencarkan pemanfaatan potensi obat tradisional Indonesia.
Taruna menyoroti potensi fitofarmaka di Indonesia. Dari 30 ribu spesies tanaman, 18.200 menjadi obat asli Indonesia, dan 78 diantaranya menjadi obat herbal terstandar. "Yang jadi setingkat obat baru 20," ucapnya .
Dalam kesempatan yang sama Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan pihaknya bekerja sama dengan China untuk pengembangan obat tradisional di RS tersebut.
"Dan juga kita akan kembangkan ke daerah-daerah, di wilayah nasional kita," kata Sjafrie
Baca juga: Prabowo tetapkan RSPPN sebagai rumah sakit pendidikan
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.