Dalam video itu seseorang terlihat mengenaskan dengan narasi Bukit Barisan sedang tidak aman, Harimau Sumatera sedang berkeliaran di jalan adalah hoaks

Bandarlampung (ANTARA) - Kepolisian Sektor (Polsek) Semaka, Polres Tanggamus, mengatakan video viral warga dimangsa harimau di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung merupakan hoaks.

"Dalam video itu seseorang terlihat mengenaskan dengan narasi Bukit Barisan sedang tidak aman, Harimau Sumatera sedang berkeliaran di jalan adalah hoaks," kata Kapolsek Semaka AKP Sutarto dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Selasa.

Dia menyampaikan setelah viralnya video tersebut melalui platform digital seperti WhatsApp Grup (WAG), polisi langsung melakukan koordinasi dan penyelidikan untuk memastikan kebenaran informasi tersebut dengan pihak-pihak terkait.

"Kami telah melakukan pengecekan langsung ke Kantor Bidang Wilayah 1 Semaka Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Pekon Sedayu," kata Sutarto.

Baca juga: BBTNBBS telusuri pergerakan harimau pemangsa manusia di Lampung Barat

Ia mengatakan hasil koordinasi sementara menunjukkan tidak ada kejadian warga diterkam binatang buas di wilayah tersebut sebagaimana narasi dalam video viral itu.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak TNBBS dan memantau langsung kondisi lapangan. Hingga saat ini tidak ditemukan adanya kejadian sebagaimana yang beredar di video tersebut," kata dia.

Kapolsek pun memastikan bahwa situasi di wilayah Semaka saat ini terlihat aman dan kondusif. Namun begitu saat ini Polsek Semaka masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait sumber dan penyebar awal video viral tersebut.

"Kami mengimbau masyarakat tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya agar tidak menimbulkan keresahan," kata Kapolsek Semaka AKP Sutarto.

Baca juga: Polisi imbau warga tak beraktivitas hingga malam di hutan kawasan

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.