Ada peran penting yang harus dijalankan pemerintah dan industri jasa keuangan untuk mengatasi kecemasan masyarakat mengenai masa pensiunnya."
Jakarta (ANTARA News) - Berdasarkan survei Global Aging Institute (GAI) dan Prudential Corporation Asia, masyarakat di Asia Timur, termasuk Indonesia, mendukung reformasi simpanan masa pensiun meskipun harus melakukan pengorbanan pribadi.
"Sebanyak 77 persen masyarakat Tiongkok dan hingga 90 persen masyarakat di Indonesia, Hong Kong dan Filipina setuju bahwa pemerintah perlu mewajibkan pekerja menabung lebih untuk masa pensiun mereka," ujar Pemimpin GAI Richard Jackson di Jakarta, Rabu.
Adanya dukungan tersebut, ujar dia, disebabkan kekhawatiran masyarakat mengenai perlindungan di masa mereka pensiun nanti.
Ia menuturkan meskipun jumlah perlindungan dalam sistem pensiun negara meningkat di sebagian negara Asia Timur, dana pensiun yang didapat belum tentu menggantikan pendapatan sebelum pensiun, sedangkan kebanyakan pekerja tidak memiliki simpanan pribadi yang cukup untuk mempertahankan standar kehidupan seperti masa sebelum pensiun.
Sebagian besar responden juga ingin pemerintah menaikkan standar usia pensiun, khusus di Indonesia, sebanyak 62 persen responden ingin pemerintah meningkatkan usia pensiun. Selain itu, 54 persen orang Indonesia ingin pemerintah mengharuskan pekerja berkontribusi lebih besar pada sistem pensiun negara dan 90 persen meminta pemerintah mengharuskan pekerja menabung lebih besar untuk dana pensiun.
"Temuan ini menunjukkan para pensiunan di Asia Timur berada pada posisi sulit karena dukungan keluarga berkurang, sementara dukungan pemerintah dan sistem perlindungan di pasar belum tersedia. Akibatnya adalah kerentanan ekonomi yang meningkat," tutur Richard.
Berdasarkan survei tersebut, menurut dia, peluang pemerintah dan penyedia jasa keuangan membangun sistem pensiun yang lebih memadai dan berkelanjutan sangat besar.
"Ada peran penting yang harus dijalankan pemerintah dan industri jasa keuangan untuk mengatasi kecemasan masyarakat mengenai masa pensiunnya," kata Richard.
Ia mencontohkan tindakan yang dapat dilakukan pemrintah adalah mengembangkan sistem pensiun negara yang lebih memadai, mendorong pekerja menabung lebih banyak untuk masa pensiun, membentuk dasar yang lebih kuat untuk perlindungan saat lansia dan meningkatkan usia pensiun.
Survei masa pensiun tersebut merupakan gelombang kedua yang dilakukan kepada pekerja dan pensiunan di enam negara yang disurvei pada gelombang pertama ditambah Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Sedangkan negara yang disurvei pada gelombang pertama alah Tiongkok, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura dan Korea Selatan.
Semua sampel survei merupakan perwakilan nasional kecuali Tiongkok, Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam yang hanya dikhususkan di perkotaan.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015