Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memastikan pemulihan di kawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Anai, Sumatera Barat, terus dilakukan sebagai salah upaya pencegahan banjir bandang seperti yang terjadi pada 2024 lalu.
"Kalau disesuaikan dengan tugas dan fungsi kami di areal yang topografi curam dan rawan longsor, kami memang prioritaskan pemulihan di daerah hulu. Ketika hulunya relatif terbuka tentunya ini akan sangat rawan terjadi banjir," kata Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Agam Kuantan Kemenhut Imas Aidaningsih dalam diskusi daring diikuti dari Jakarta, Rabu.
Imas mengingatkan bahwa jika daerah hulu terdegradasi atau terjadi pembukaan lahan maka akan mengurangi daerah tangkapan air, mempercepat air hujan turun ke wilayah hilir dengan kecepatan tinggi.
Dia mengatakan rehabilitasi akan dilakukan di topografi curam seperti di wilayah sekitar Gunung Marapi dan Gunung Singgalang.
Langkah itu diperlukan mengingat kejadian banjir bandang yang terjadi pada 11-12 Mei 2024 di daerah DAS Anai yang menelan korban jiwa tidak hanya dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi tetapi kemampuan daerah tangkapan air yang didominasi oleh lereng curam di bagian hulu sehingga limpasan cukup cepat mencapai daerah terdampak.
Baca juga: Kemenhut: Penting cegah mayoritas lahan DAS Anai jadi kondisi kritis
Selain itu, katanya, terdapat juga faktor pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, seperti keberadaan pemukiman di daerah sempadan sungai.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Sumatera Barat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Heron Tarigan mengatakan langkah mitigasi dan adaptasi diperlukan mengingat DAS Anak secara umum memilik pola hujan ekuatorial atau potensi hujan cukup tinggi sepanjang tahun.
"Di DAS Anai ini memang termasuk yang sepanjang tahun itu bulan basah, artinya curah hujannya cukup tinggi dibandingkan daerah lain. Makanya kita perlu antisipasi untuk DAS Anai ini bisa sanggup menampung seandainya terjadi curah hujan yang cukup tinggi," tutur Heron.
Menurut data BPDAS Agam Kuantan luas DAS Anai mencapai 68.891,51 hektare. Dengan luasan lahan yang masuk dalam kategori agak kritis adalah 36.272,84 hektare atau 52,71 persen dari total luas DAS Anai. Yang masuk dalam kategori kritis adalah seluas 2.058,62 hektare dan sangat kritis 421,18 hektare.
Sisanya 29.453,92 hektare dalam kategori tidak kritis dan 609,36 hektare berpotensi kritis.
Baca juga: Cegah banjir, Kemenhut akan lakukan rehabilitasi di 4 DAS penting
Selain itu, tutupan kawasan hutan hampir setengah dari luasan total DAS, dengan kawasan suaka margasatwa seluas 17.836,32 hektare, hutan lindung 14.689,96 hektare dan cagar alam 4.516,03 hektare. Untuk areal penggunaan lain (APL) berada di luasan 31.354,70 hektare dan tubuh air 494,50 hektare.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.