Jakarta (ANTARA News) - Lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa menargetkan dapat menyebar 22.000 hewan kurban ke dalam dan luar negeri pada Idul Adha 1436 Hirjiah. Aktivitas penyebaran hewan kurban tersebut bergulir melalui program Tebar Hewan Kurban (THK) yang sudah bergulir sejak 1994 dan kini memasuki penyelenggaran yang ke-23 tahun.

“THK menjadi puncak panen para peternak lokal mitra pemberdayaan Dompet Dhuafa. Karena, pasokan ternak program THK berasal dari 49 mitra pemberdayaan Dompet Dhuafa di seluruh Indonesia,” kata Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, Yuli Pujihardi pada dalam keterangan pers yang diterima Antara News di Jakarta pada Jumat.

Melalui program THK, daging kurban dapat terdistribusi setidaknya ke 17 provinsi di seluruh Indonesia, di 182 kabupaten, 469 kecamatan, dan 1.166 desa kepada masyarakat yang kurang beruntung. Sebagaimana salah satu gagasan program di awal bergulir, agar daging kurban tidak menumpuk di kota-kota besar.

“Daerah-daerah yang menerima penyaluran hewan kurban THK mayoritas diterima masyarakat yang tinggal di pelosok-pelosok Nusantara, rawan gizi, terbelakang, miskin, daerah yang terkena bencana dan kerusuhan, wilayah berbatasan dengan negara tetangga, kawasan dalam pegunungan, pesisir pantai, hingga pulau terluar dalam negeri ini,” kata Yuli.

Daerah-daerah di Nusantara yang menjadi wilayah distribusi THK antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, dan NTT.

“Untuk di dalam negeri kita juga mendistribusikan ke Tolikara, Papua dan Langsa, Aceh untuk para pengungsi Rohingya,” katanya. Sedangkan untuk luar negeri, tahun ini Dompet Dhuafa menyalurkan hewan kurban ke Mindanau, Filipina dan Gaza, Palestina.

Yuli menuturkan, jenis hewan yang akan didistribusikan di Gaza adalah unta.

Dompet Dhuafa menyelenggarakan THK dengan menggandeng para peternak lokal melalui program Kampoeng Ternak Nusantara (KTN) dengan mewujudkan model bisnis sosial yang turut mengangkat perekonomian para peternak binaan yang telah ada selama ini.

Investasi pun ditanam seiring dengan bergulirnya THK setiap tahun. Jauh sebelum Idul Adha, hewan telah dipelihara para peternak. Para peternak bukan hanya dapat upah pemeliharaan, melainkan juga diupayakan mendapatkan separuh bagian hewan.

“Sebelumnya mereka diberi permodalan dan pembekalan pengetahuan soal ternak. Mereka juga mendapatkan bagi hasil pembelian. Dengan demikian, semakin menegaskan bahwa kurban bukan sekedar aktivitas karitas tanpa keterlibatan sosial,” kata Yuli.

Dalam proses persiapannya, Dompet Dhuafa melakukan berbagai upaya agar hewan kurban THK memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kepatutan kurban. Oleh karena itu, salah satunya Dompet Dhuafa melakukan pengendalian mutu atau "quality control" secara berkala kepada hewan kurban di seluruh wilayah Indonesia.

Beberapa tahun ini telah dilakukan mekanisme sanksi yang tegas jika para mitra kurban THK melanggar berdasarkan hasil penilaian oleh tim quality control yang ketat dalam hal kualitas hewan ternak yang akan dikurbankan maupun pada saat hari H pemotongan.

“Pengendalian mutu ini penting. Program THK ini bersifat masif karena jumlah hewan kurban yang didistribusikan volumenya besar dan lokasi sasaran beragam yang menjangkau hampir seluruh provinsi di tanah air dengan jumlah penerima manfaat yang tersebar di pelosok desa di Indonesia bahkan di beberapa negara tetangga,” kata Yuli.

Dalam memudahkan masyarakat dan donatur untuk berkurban, Dompet Dhuafa mempersiapkan berbagai layanan kurban antara lain melalui kanal perbankan, QR Code, payment online, kerja sama dengan e-commerce, Qurban Goes to School, dan 50 counter di beberapa mal, perkantoran, dan pusat belanja.

"Kami menghadirkan pula layanan jemput kurban, konsultasi seputar kurban. Berbagai layanan tersebut dipersiapkan agar masyarakat semakin dimudahkan dalam menjalankan ibadah kurban," kata Yuli.

Lebih lanjut Yuli menerangkan, setelah donatur melakukan pembayaran untuk kurban, mereka akan langsung mendapatkan konfirmasi melalui surel dan pesan singkat seluler terkait kurban mereka akan didistribusikan dan disembelih di mana.

Saat pelaksanaan kurban pada hari raya ataupun hari tasyrik, para donatur akan kembali mendapatkan informasi bahwa kurban mereka telah disembelih. Puncaknya, sekitar sepekan setelah pelaksanakan kurban mereka akan mendapatkan laporan kurban lengkap dengan foto.

“Semua itu dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas dan bagian layanan maksimal kami kepada para donatur,” pungkas Yuli.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015