Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Suwarjono, mengungkapkan banyaknya informasi dari beragam media merupakan dampak dari perkembangan teknologi yang tak terhindarkan.

Padahal, tak semua informasi yang disampaikan berbagai platform media itu baik untuk dikonsumsi publik.

"Jumlah media di Indonesia saat ini, menurut taksiran Dewan Pers sampai 2014, sekitar 2.338. Sebanyak 567 merupakan media cetak, radio 1.166, TV 394, media siber 211. Itu adalah salah satu sumber informasi untuk masyarakat. Namun, sumber lain yang juga tak kalah penting adalah media dalam platform lain, seperti twitter, facebook, grup Blackberry, group WhattsApp, email, instagram dan lainnya yang jumlah pemakainya jauh lebih banyak lagi," katanya dalam sambutan malam puncak peringatan HUT AJI ke-21 di Gedung Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta Selatan, Jumat malam.

Itulah sebabnya, lanjut Suwarjono, dalam ulang tahun yang ke-21 ini AJI memilih tema "Cerdas Memilih Media."

Menurut Suwarjono, AJI menilai apa yang terjadi saat ini sebagai "era air bah informasi," di mana informasi yang datang dari gadget teknologi yang kita miliki, serta TV, radio, media online dan cetak, datang dari pagi sampai petang dengan jumlah berjibun.  

"Kita sebagai masyarakat harus cerdas dan paham mana informasi yang bermutu dan tidak, mana yang berita sampah, mana yang layak dikonsumsi serta disebarkan ke masyarakat. Dengan teknologi sekarang, kita dihadapkan pada pilihan informasi yang sedemikian banyak," katanya.

Pengetahuan akan informasi yang benar itu penting agar publik bisa memilah informasi, apakah itu informasi yang benar, berita sampah, atau hanya informasi yang menyesatkan. Dengan pengetahuan seperti itu, kata Suwarjono, publik diharapkan cukup bijak untuk bersikap, apakah perlu menyebarluaskannya atau tidak.

"Menyeberluaskan informasi salah, tak mendidik, itu merugikan publik. Dan itu juga bisa membuat seseorang terjerat Undang Undang Informasi dan Teknologi Informasi dengan pasal pencemaran nama baik," kata Suwarjono.

Informasi tak mendidik, menyesatkan, atau sampah, bisa datang dari berbagai platform media. Penyebabnya, salah satunya, adalah persaingan bisnis.
"Industri sedang berkembang dan ada tuntutan tinggi mengejar oplah, traffic kunjungan, page vews dan rating. Gara-gara itu sejumlah media kadang melakukan segala cara, yang penting beritanya disukai pembaca. Padahal tak semuanya sebenarnya layak tayang, tak semuanya mendidik, seperti disyaratkan Undang Undang Pers," kata Suwarjono.

Puncak peringatan HUT AJI ke-21 juga menghadirkan pengumuman Penghargaan Udin Award, Tasrif Award, SK Trimurti Award 2015, serta orasi kebudayaan yang akan disampaikan oleh mantan Ketua PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif.

Udin Award diberikan kepada jurnalis yang menjadi korban tindak kekerasan karena menjalankan tugasnya. Tasrif Award diberikan kepada setiap individu atau lembaga yang telah memberikan kontribusi untuk pemberantasan korupsi, perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) atau memajukan demokrasi di Indonesia. Sedangkan SK Trimurti Award diberikan kepada jurnalis atau aktivis perempuan yang dinilai gigih membela kepentingan publik.

Tema "Cerdas Memilih Media" ini juga yang akan dipakai AJI dalam acara Festival Media ke-4 pada 14--15 November 2015 mendatang. Kegiatan tahunan ini akan dipusatkan di Kampus Universitas Atmajaya, Jakarta.

Festival Media diisi dengan sejumlah workshop dengan berbagai tema, pameran media, pemutaran film, dan aneka lomba. Rangkaian kegiatan tersebut diharapkan bisa mendorong masyarakat mengetahui apa yang terjadi di balik media dan berperan aktif dalam mengawasinya.

Pewarta: antaranews
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015