Kami akan mencoba mengompilasi dua aplikasi ini dengan sistem skrining digital, seperti Cermata yang dikembangkan bersama Kementerian Kesehatan dan WHO

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah menjajaki penerapan inovasi skrining kesehatan mata berbasis digital di sekolah-sekolah dasar sebagai bagian dari penguatan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Tim Ahli pada Direktorat Sekolah Dasar Kemendikdasmen Didik Tri Yuswanto mengatakan inovasi tersebut akan dikolaborasikan dengan aplikasi deteksi kesehatan lain yang telah dimiliki kementerian, seperti aplikasi Si Dali untuk gangguan penglihatan dan Si Jiwa untuk pemeriksaan kesehatan mental peserta didik.

"Kami akan mencoba mengompilasi dua aplikasi ini dengan sistem skrining digital, seperti Cermata yang dikembangkan bersama Kementerian Kesehatan dan WHO," kata Didik dalam kegiatan uji publik inovasi pemeriksaan mata dan jiwa anak Indonesia di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Dokter: Gangguan penglihatan berdampak pada kesehatan jiwa anak

Menurut dia, upaya ini juga menjadi momentum untuk mengoptimalkan kembali peran UKS di sekolah sebagai garda depan dalam pelayanan kesehatan dasar bagi peserta didik.

“Selama ini UKS ada, tetapi sering tidak aktif. Melalui pemanfaatan aplikasi digital seperti Cermata, kami ingin menghidupkan kembali kegiatan UKS agar lebih konkret dalam pelayanan kesehatan di sekolah,” katanya.

Pihaknya berencana menjadikan pelatihan penggunaan aplikasi digital ini sebagai bagian dari peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kader kesehatan sekolah. Dengan begitu, lanjutnya, guru dan siswa bisa melakukan pemeriksaan mata secara mandiri dengan panduan daring.

“Pelatihannya sederhana, tidak perlu alat mahal, dan bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan UKS atau kelas dokter kecil,” katanya.

Baca juga: Dokter: Gangguan penglihatan berdampak pada kesehatan jiwa anak

Namun ia mengakui penerapan sistem digital masih menghadapi kendala di sejumlah daerah yang belum memiliki jaringan internet memadai.

“Beberapa wilayah di luar DKI Jakarta masih terkendala jaringan. Selain itu literasi digital guru di beberapa daerah juga masih terbatas,” ujarnya.

Sebagai langkah awal Kemendikdasmen akan memperkuat sosialisasi dan edukasi penggunaan aplikasi tersebut melalui berbagai kanal media sosial resmi kementerian.

“Kami punya kanal di YouTube, Facebook, dan TikTok yang bisa digunakan untuk sosialisasi. Kami ingin aplikasi ini dikenal luas agar sekolah siap mengadopsinya,” kata Didik.

Baca juga: Nila Moelok ajak integrasikan skrining mata anak digital program CKG

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.