Pelatihan BHD bukan hanya tentang teknik medis, tetapi tentang membangun kesadaran kolektif bahwa menyelamatkan nyawa adalah tanggung jawab bersama

Jakarta (ANTARA) - Serangan jantung bukan lagi ancaman yang hanya menghantui kelompok usia lanjut atau mereka dengan riwayat penyakit tertentu. Di era modern ini, gaya hidup serba cepat, tingkat stres tinggi, dan pola makan yang tidak sehat membuat siapa pun bisa menjadi calon pasien serangan jantung berikutnya.

Di tengah kenyataan itu, satu hal yang kerap dilupakan masyarakat adalah bahwa keselamatan nyawa saat serangan jantung tidak hanya bergantung pada keberadaan rumah sakit atau dokter, tetapi juga pada pengetahuan dasar tentang cara memberikan pertolongan pertama.

Itulah mengapa pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) memiliki peran yang sangat penting, bukan hanya sebagai keterampilan tambahan, tetapi sebagai kemampuan menyelamatkan nyawa.

Kesadaran inilah yang melatarbelakangi pelatihan BHD berskala besar yang diselenggarakan di Jakarta belum lama ini.

Dalam kurun waktu Juli hingga September 2025, lebih dari 9.351 orang dari berbagai kalangan mulai dari pelajar, pekerja kantor, komunitas, hingga masyarakat umum mengikuti pelatihan ini di 41 rumah sakit Siloam di seluruh Indonesia.

Hasilnya pun mencatatkan sejarah, pelatihan BHD tersebut oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dianugerahi rekor pelatihan BHD secara seri dengan jumlah peserta terbanyak.

Namun, lebih dari sekadar penghargaan, capaian ini menjadi bukti betapa pentingnya menanamkan keterampilan penyelamatan nyawa di tengah masyarakat.

BHD mencakup pengetahuan dan keterampilan dasar seperti Resusitasi Jantung Paru (RJP/CPR), penggunaan Automated External Defibrillator (AED), serta tindakan awal yang tepat sebelum tenaga medis profesional tiba.

Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga simulasi situasi nyata agar masyarakat dapat bertindak cepat dan tepat dalam kondisi darurat.

Namun penghargaan MURI bukanlah tujuan akhir, melainkan bagian dari komitmen untuk memperluas akses edukasi kesehatan yang menyelamatkan nyawa.

Pelatihan tersebut bertepatan dengan momentum Hari Jantung Sedunia yang diperingati setiap 29 September. Ini menjadi pengingat global akan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan kesadaran akan tindakan cepat dalam menghadapi serangan jantung.

Kampanye edukatif bertajuk #CepatTepat #AdaUntukJantungAnda yang berlangsung sejak Agustus 2025 hingga Januari 2026 menjadi salah satu cara untuk menekankan hal itu.

Melalui kampanye ini, masyarakat diajak mengenali tanda-tanda awal serangan jantung seperti nyeri dada, sesak napas, dan pusing mendadak untuk segera mengambil tindakan sebelum terlambat.

Baca juga: Memelihara kesehatan jantung, detak yang menjaga hidup

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.