Bengkayang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, memperkuat strategi pencegahan stunting melalui pembekalan bagi calon pengantin sebagai langkah fundamental untuk menekan munculnya kasus stunting baru sejak dini.

Wakil Bupati Bengkayang Syamsul Rizal yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bengkayang menekankan bahwa upaya menurunkan prevalensi stunting tidak dapat hanya dilakukan melalui intervensi gizi pada anak, melainkan juga harus dimulai sejak pranikah.

“Stunting bukan sekadar masalah kesehatan, melainkan juga persoalan masa depan bangsa. Pencegahan harus dimulai bahkan sebelum pernikahan, dengan memastikan calon pengantin siap secara fisik, mental, dan pengetahuan,” ujarnya dalam sosialisasi pembekalan tersebut di Bengkayang, Kamis.

Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Bengkayang mencapai 23,4 persen, turun 9,3 persen dari tahun sebelumnya. Meskipun menunjukkan kemajuan, angka tersebut masih di atas target nasional sebesar 18,8 persen.

Syamsul menilai peran para tokoh agama dan penyuluh keagamaan sangat penting dalam memperkuat edukasi kepada calon pengantin, mengingat pengaruh mereka dalam kehidupan sosial masyarakat masih sangat besar.

“Suara tokoh agama sering menjadi rujukan utama. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor, termasuk peran lembaga keagamaan, sangat menentukan,” katanya.

Kegiatan tersebut, lanjut dia, bertujuan memperkuat sinergi lintas sektor dalam membangun sistem pendampingan calon pengantin agar memiliki kesiapan yang optimal sebelum membangun keluarga.

Beberapa langkah strategis yang ditekankan, yaitu pendampingan menyeluruh bagi calon pengantin oleh Tim Pendamping Keluarga, pemeriksaan kesehatan pranikah untuk memastikan kesiapan reproduksi, penerapan mekanisme pelayanan terpadu bagi calon pengantin lintas sektor, serta pemberian bimbingan dan konseling pranikah oleh penyuluh agama dan tenaga kesehatan.

Melalui langkah tersebut, Pemkab Bengkayang menargetkan terwujudnya keluarga-keluarga yang sehat, produktif, dan bebas stunting.

Baca juga: BKKBN arahkan calon pengantin Kalbar isi Elsimil cegah stunting baru

“Harapan kami, melalui sinergi ini tidak hanya angka stunting yang turun, tetapi juga tumbuh kesadaran bersama bahwa membangun keluarga sehat harus dimulai dari calon pengantin yang siap dan teredukasi,” ujarnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bengkayang Syamsul Bahri menambahkan bahwa upaya pencegahan stunting harus dimulai sejak sebelum pernikahan.

Menurut dia, masa pranikah merupakan titik awal yang sangat menentukan dalam membangun keluarga sehat dan berkualitas. Oleh karena itu, edukasi dan pembekalan bagi calon pengantin menjadi langkah strategis dalam memutus mata rantai stunting dari hulu.

Syamsul Bahri menjelaskan, melalui program bimbingan perkawinan, calon pengantin dibekali berbagai pengetahuan penting terkait kesiapan fisik, mental, spiritual, dan sosial dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Materi bimbingan juga mencakup kesehatan reproduksi, perencanaan keluarga, gizi seimbang, serta pola asuh anak yang benar. Dengan bekal tersebut, diharapkan setiap pasangan mampu membangun keluarga yang harmonis dan sadar akan pentingnya pencegahan stunting.

Ia menambahkan, stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi, tetapi juga oleh kurangnya kesiapan pasangan dalam mengasuh anak dan memahami peran sebagai orang tua.

“Pencegahan stunting tidak bisa hanya dilakukan setelah anak lahir. Harus dimulai sejak calon suami dan istri mempersiapkan diri untuk menikah. Dari kesiapan itulah lahir keluarga yang kuat dan anak-anak yang sehat,” ujarnya.

Menurut Syamsul, bimbingan perkawinan menjadi ruang penting untuk menanamkan nilai-nilai keluarga sakinah, mawaddah, warahmah yang sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Ia mengatakan, melalui kolaborasi antara Kemenag, Dinas Kesehatan, dan BKKBN, pembinaan bagi calon pengantin diharapkan menjadi gerakan bersama lintas sektor yang berkelanjutan.

Baca juga: BKKBN Kalbar evaluasi empat kabupaten dengan angka stunting naik

“Ini bukan hanya program formalitas, tetapi juga gerakan moral untuk menyiapkan generasi masa depan. Keluarga yang siap lahir batin akan lebih mudah membentuk anak-anak yang sehat, cerdas, dan berkarakter. Itulah esensi dari pencegahan stunting dari hulu,” tutur Syamsul Bahri.

Pewarta: Narwati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.