Kami selalu mengingatkan agar masyarakat mengenali dan menjaga lingkungan sekitarnya, terutama di daerah yang berpotensi longsor. Upaya penahanan tanah atau penguatan lereng bisa dilakukan sebagai langkah antisipasi

Banjarnegara (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat di wilayah itu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana tanah longsor dan banjir seiring datangnya musim hujan yang diperkirakan lebih cepat dengan intensitas tinggi.

Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aji Piluroso di Banjarnegara, Kamis, mengatakan BPBD terus mengingatkan camat, pemerintah desa, dan masyarakat. agar melakukan langkah-langkah mitigasi bencana, terutama di wilayah yang memiliki kerawanan tinggi terhadap longsor.

“Kami selalu mengingatkan agar masyarakat mengenali dan menjaga lingkungan sekitarnya, terutama di daerah yang berpotensi longsor. Upaya penahanan tanah atau penguatan lereng bisa dilakukan sebagai langkah antisipasi,” katanya.

Menurut dia, hal itu penting untuk dilakukan mengingat sebagian besar wilayah Banjarnegara merupakan daerah rawan bencana tanah longsor.

Baca juga: BPBD Banjarnegara tangani longsor di Cendana

Berdasarkan data, kata dia, dari 278 desa/kelurahan di Banjarnegara, sebanyak 199 desa memiliki risiko tinggi terhadap bencana tanah longsor.

Selain itu sebanyak 205 desa/kelurahan termasuk dalam zona merah multi bahaya bencana hidrometeorologi, yang mencakup ancaman longsor, banjir, dan jenis bencana alam lainnya.

Terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana, dia mengatakan hingga saat ini telah terbentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di 110 desa.

“Kami berharap masyarakat semakin mengenali potensi kerawanan di wilayahnya dan bisa mengantisipasi sejak dini kemungkinan terjadinya bencana,” katanya.

Ia mengakui sejak awal musim hujan hingga saat ini terdapat sekitar delapan titik longsor berskala kecil di sejumlah wilayah Banjarnegara. Meskipun tidak menimbulkan kerusakan besar, dia mengatakan kejadian tersebut menjadi pengingat agar masyarakat tetap waspada.

Baca juga: BPBD Banjarnegara inventarisasi dampak pergerakan tanah di Ratamba

“Alhamdulillah, longsor yang terjadi masih berskala kecil, sebagian mendekati permukiman warga. Namun masyarakat di daerah lereng dan wilayah dengan kemiringan tinggi tetap harus berhati-hati,” katanya.

Ia mengatakan alat deteksi dini gerakan tanah yang dikembangkan oleh BPBD Banjarnegara sebagai sistem peringatan dini sederhana berupa Elwasi (Eling Waspada Siaga) saat sekarang sudah terpasang di lebih dari 20 titik rawan bencana dan hingga kini masih berfungsi dengan baik.

Namun, kata dia, beberapa kejadian longsor terjadi di luar titik pantauan Elwasi karena berada di jalur jalan dan kawasan permukiman.

“Kami juga terus berkoordinasi dengan pemerintah desa serta relawan kebencanaan untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana selama musim hujan tahun ini,” kata Aji.

Baca juga: BPBD Banjarnegara imbau warga tetap tenang terkait aktivitas Sileri

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.