Jakarta (ANTARA) - Di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur, berdiri sebuah sekolah yang namanya kerap disebut dalam deretan peraih medali Olimpiade Sains Nasional dan ajang akademik internasional.

SMA Negeri Unggulan Mohammad Husni Thamrin, atau lebih dikenal dengan sebutan SMANU MH Thamrin bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan simbol tekad DKI Jakarta untuk melahirkan generasi unggul yang berdaya saing global.

Lahir dari gagasan besar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, SMANU MH Thamrin dirancang khusus untuk menampung siswa dengan potensi kecerdasan di atas rata-rata.

Kota metropolitan yang tidak memiliki sumber daya alam berlimpah ini membutuhkan sumber daya manusia unggul sebagai modal masa depan.

Maka pada 21 Agustus 2008, keluarlah surat keputusan pendirian SMA Negeri Unggulan MH Thamrin, dan pada tahun ajaran berikutnya, sekolah ini resmi menerima angkatan pertamanya dan menjadi laboratorium talenta muda Indonesia yang menonjol dalam bidang sains, teknologi, dan bahasa.

Bukan sekadar sekolah

Sejak awal berdiri, karakter sekolah ini sudah berbeda. Proses seleksi masuknya begitu ketat, bahkan bisa disamakan dengan seleksi perguruan tinggi.

Siswa yang diterima umumnya memiliki tingkat kecerdasan (IQ) minimal 120. Di samping itu, nilai rata-rata mata pelajaran Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris minimal 8,0, serta lulus berbagai tes akademik, psikologi, dan wawancara menjadi syarat mutlak untuk menjadi bagian dari SMANU MH Thamrin.

Tak hanya itu, siswa di sekolah itu juga harus bersedia tinggal di asrama. Sistem asrama inilah yang menjadi pembeda utama antara SMANU MH Thamrin dengan SMA negeri lain di Jakarta.Lingkungan belajar yang intensif, disiplin yang tinggi, dan pendampingan penuh selama 24 jam membuat siswa tidak hanya tumbuh secara akademik, tapi juga dalam kedewasaan pribadi.

Baca juga: Sekolah Garuda, mengungkit kesadaran bangsa petarung

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.