Jakarta (ANTARA) - Jakarta Doodle Fest (JDF) 2025 kembali digelar pada 9–12 Oktober 2025 di Senayan City, Jakarta, menghadirkan lebih dari 70 seniman dengan program baru yang menggabungkan seni visual dan pertunjukan.
Co-founder JDF Christine Laifa mengatakan perhelatan tahun ini menekankan pada variasi program agar pengunjung tidak hanya berbelanja produk, tetapi juga merasakan pengalaman berbeda.
“Kami ingin pengunjung bisa melihat lebih banyak, bukan hanya stiker atau art print seperti yang sudah umum. Tahun ini ada program musikal, Little Doodle for Kids, peluncuran brand frame untuk art print, hingga instalasi kolaboratif,” kata Christine di Jakarta, Kamis.
Ia juga menjelaskan pemilihan lokasi di area depan Senayan City dilakukan agar festival lebih mudah diakses pengunjung. Meski teknis pembangunan tenda menjadi tantangan, panitia menilai lokasi tersebut memberi pengalaman baru dibanding tahun sebelumnya.
Baca juga: JDF Vol. 2 hadirkan pertunjukan musikal dari Varsam Kurnia di Jakarta
Jumlah seniman yang terlibat hampir sama dengan edisi lalu, namun variasi karya lebih beragam. Kurasi dilakukan melalui dua jalur, yaitu open call dan pendekatan langsung ke seniman.
“Kami tidak melihat jumlah pengikut di media sosial sebagai syarat utama. Yang kami nilai adalah portofolio, proyek yang pernah dilakukan, dan orisinalitas karya. Kami juga melarang penggunaan karya berbasis AI maupun fanart karena ingin mengutamakan karya orisinal,” ujarnya.
Christine menambahkan, JDF menargetkan segmen utama generasi Z dan milenial. Namun, festival juga menarik minat anak-anak yang datang bersama keluarga.
“Secara garis besar memang ke Gen Z dan milenial, tapi ternyata anak-anak juga tertarik. Ini jadi kejutan bagi kami,” katanya.
Salah satu seniman peserta, Nadya Noor, mengatakan festival menjadi ruang penting bagi pelaku kreatif untuk lebih dekat dengan penikmat karya.
Baca juga: Indonesia Menari bakal meriahkan mal di 11 kota secara serentak
“Awalnya dari hobi menggambar sejak kecil. Dengan berkembangnya media sosial, ternyata ada potensi untuk menjadikannya mata pencaharian. Hadirnya wadah seperti ini membuat karya kami lebih dekat dengan publik, dan kami sebagai creativepreneur bisa bertemu langsung dengan penikmat,” ujarnya.
Mengusung tema “Welcome Home, Doodlers!”, JDF 2025 menyoroti tren dekorasi rumah yang kian diminati. Menurut Christine, seni kini tidak hanya hadir dalam bentuk koleksi, tetapi juga pernak-pernik fungsional yang dapat mempercantik ruang.
“Tahun ini kami membuat product guideline agar seniman bisa mengembangkan variasi produk sesuai tren global, misalnya home decor yang sedang naik. Dari stiker hingga perintilan kecil untuk rumah bisa jadi karya seni yang dekat dengan publik,” kata Christine.
Penyelenggara menargetkan kunjungan 10.000–20.000 orang selama empat hari pameran. Tiket dibanderol Rp25.000 per hari atau Rp80.000 untuk empat hari, dengan promo khusus bagi pengguna Bank Saqu. Anak di bawah lima tahun dapat masuk secara gratis.
Selain pameran dan penjualan produk kreatif, pengunjung juga dapat menikmati area kuliner, pijat, serta pertunjukan seni di Galeri Indonesia Kaya.
Baca juga: Galeri Indonesia Kaya hadirkan sketsa komedi peringati HUT Jakarta
Baca juga: Menyusuri jejak musik Indonesia di Galeri Lokananta Solo
Pewarta: Farika Khotimah
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.