Batam (ANTARA) - Forum bincang-bincang dengan mahasiswa se-Kota Batam di Universitas Internasional Batam (UIB), Kamis, menjadi sarana bagi mahasiswa menyampaikan curahan hatinya (curhat) terkait sulitnya beraudiensi dengan Pemerintah Kota Batam.

“Apakah ada solusi dari Bapak (Kapolda) bagaimana agar pihak Pemerintah Kota Batam bisa diajak audiensi,” kata Hanan, Ketua BEM Politeknik Batam.

Menurut Hanan, beberapa momen BEM Polteknik Batam mengantarkan surat dengan cara baik-baik untuk meminta beraudiensi terbuka dengan Pemkot Batam, namun sulit.

Padahal, kata dia, mahasiswa berupaya menempuh cara yang baik dalam menyampaikan aspirasinya, tidak ingin aksi-aksi mereka mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat yang berdampak pada iklim investasi di kota tersebut.

“Kadang sudah diatur tanggal dan harinya, tidak ada jawaban. Apakah ada solusi agar mahasiswa bisa beraudiensi dengan baik. Mengingat kata Kapolda tadi jangan sampai demo berdampak buruk, kami mencega itu. Tapi ketika kami minta baik-baik sulit ditemui,” ungkap Hanan.

Hal senada juga disampaikan oleh Ahmad Sina, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bentara Persada Batam yang mengeluhkan susahnya mahasiswa untuk beraudiensi dengan pejabat Pemko Batam.

“Sama seperti yang disampaikan Ketua BEM Poltek itu, susah sekali kami mahasiswa beraudiensi dengan pejabat. Saya tidak tahu masalah apa yang terjadi sehingga tidak pernah bisa dipertemukan ini, atau mereka butuh yang pemikiran atau jabatan yang lebih besar dari mereka, saya pun tidak tau,” ujarnya.

Sina menekankan, tersumbatnya saluran komunikasi ini menjadi polemik, sehingga mahasiswa melakukan demonstrasi karena sudah tidak ada lagi kanal saluran komunikasi yang bisa ditempuh oleh mahasiswa.

Baca juga: Pusham UII Yogyakarta gelar "Sekolah HAM" bagi mahasiswa

“Semua kanal komunikasi ditutup makanya demo tetap terjadi, aksi tetap terjadi,” katanya menegaskan.

Dia juga menekankan audiensi yang terjadi hendaknya ada masukan dan luaran yang dihasilkan. Jika tidak, maka aksi demonstrasi juga perlu dilakukan.

Menanggapi hal itu, Kapolda Kepri Irjen Pol. Asep Safrudin memerintahkan Kapolresta Barelang Kombes Pol. Zaenal Arifin untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa ini kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Batam.

“Silahkan Pak Kapolresta sampaikan kepada Forkompimda Kota Batam, mau siapapun itu, mau di level manapun itu. Sudah harus membuka diri untuk beraudiensi dengan elemen masyarakat dan juga mahasiswa,” kata Asep.

Jenderal polisi bintang dua itu menekankan, perlunya memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan terkait di Batam supaya mau menerima audiensi dari mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya. Agar jangan sampai tersumbat saluran komunikasi yang berefek pada gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Menurut Asep, pemerintah di tingkat pimpinan pusat sudah sedemikian rupa menerima informasi-informasi atau komunikasi dari semua elemen masyarakat. Sehingga diharapkan pemda Kota Batam juga bisa meniru langkah tersebut.

“Biasanya kami ada setiap bulan rapat forkopimda atau FKPD, di sini ada Pak Kapolresta saya arahkan, agar nanti disampaikan apa yang menjadi aspirasi mahasiswa bagaimana mereka menyalurkan informasi, upaya komunikasi ini ada salurannya. Karena kalau tidak ada bisa mampet dan kemana-mana larinya,” ujar Asep.

Asep menambahkan, dirinya secara pribadi juga akan menyampaikan aspirasi mahasiswa ini kepada Gubernur Kepri, agar apa yang menjadi aspirasi mahasiswa bisa diakomodir sehingga keamanan dan ketertiban di masyarakat dapat terjaga.

Baca juga: Polda Metro Jaya gelar psikoedukasi jaga kesehatan mental mahasiswa

Baca juga: IFG berikan beasiswa untuk mahasiswa STIH Adhyaksa, siapkan SDM unggul

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.