Jakarta (ANTARA News) - Rentetan gangguan kesehatan mengancam masyarakat yang terkena paparan asap kebakaran hutan. Gangguan ini mulai dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), iritasi kulit hingga semakin memburuknya penderita penyakit jantung, menurut ahli kesehatan.

Spesialis pulmonologi dan ilmu kedoteran respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, mengatakan, mereka yang memiliki gangguan paru-paru, jantung, lansia dan anak-anak, bahkan perlu lebih waspada karena lebih rentan mengalami masalah kesehatan ini dibandingkan yang lain.

"Pada kondisi kesehatan tertentu, orang akan menjadi lebih mudah mengalami gangguan kesehatan akibat kabut asap dibandingkan orang lain, khususnya pada orang dengan gangguan paru dan jantung, lansia, dan anak-anak," ujar Tjandra dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.

Hal ini antara lain terjadi karena dampak tidak langsung asap yang menurunkan daya tahan tubuh.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, kabut asap menyebabkan iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan serta memicu reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi, mulai ISPA dan bila berat bisa sampai ke pneumonia.

"Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi juga berkurang sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus dll penyebab penyakit (agent) dan buruknya lingkungan (environment)," ungkap dia.

Selain itu, ogan tubuh seperti mata dan kulit juga rawan mengalami gangguan iritasi akibat paparan asap. Umumnya penderita akan mengeluh gatal di bagian kulit, mata berair, peradangan dan infeksi yang memberat.

Tjandra menuturkan, asap bisa memperburuk kondisi mereka yang memiliki asma dan penyakit paru-paru kronis lain seperti bronkitis.

"Dampak Kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dll. , karena asap kebakaran hutan akan masuk terhirup ke dalam paru. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas," tutur Tjandra.

Tak hanya itu, masyarakat yang terpapar asap juga perlu waspada pada kesehatan pencernaannya. Tjandra mengatakan, bahan polutan dalam asap bisa mencemari air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.

"Kalau kemudian air dan makanan terkontaminasi itu dikonsumsi masyarakat, maka bukan tidak mungkin terjadi gangguan saluran cerna dan penyakit lainnya," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembngan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan itu.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015