Beijing (ANTARA) - Lonjakan pasar di China selama liburan Hari Nasional China yang berlangsung delapan hari, yang ditandai dengan berbagai pola konsumsi baru, menggarisbawahi transisi yang sedang dijalani negara itu menuju model pertumbuhan yang digerakkan oleh layanan, konsumsi, dan inovasi, bukti nyata dari ketahanan dan potensi yang dimiliki ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Liburan Hari Nasional China bertepatan dengan Festival Pertengahan Musim Gugur, yang berlangsung dari 1 hingga 8 Oktober, dengan lebih dari 12.000 acara budaya diselenggarakan di seluruh China dan sekitar 2,43 miliar perjalanan dilakukan di seantero negara itu.

Meskipun data yang mengesankan itu telah menarik perhatian, tren konsumsi baru mulai muncul. Pengeluaran selama musim liburan tidak hanya mencakup aktivitas berbelanja, tetapi juga menawarkan kesempatan penting untuk memperkaya pengalaman pribadi dan mengejar kepuasan diri.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan rumah tangga dan beragamnya permintaan konsumen, pariwisata di China telah berevolusi dari sekadar berjalan-jalan menjadi penyelaman budaya. Kini, antusiasme terhadap pengalaman budaya "Guochao" atau "China-chic" semakin berkembang, dan musim liburan kali ini dipenuhi dengan berbagai program warisan budaya takbenda dan pameran museum yang imersif untuk memenuhi permintaan ini. Perjalanan kini lebih berfokus pada kesempatan untuk merasakan, belajar, dan mendapatkan pemahaman tentang budaya dan sejarah negara itu, serta menumbuhkan pemahaman budaya yang lebih luas dan memperkaya wawasan masyarakat.

Munculnya tren baru ini didukung oleh data yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan China. Peningkatan konsumsi layanan, termasuk hiburan budaya dan layanan pariwisata, secara bertahap menjadi mesin konsumsi China. Pada 2024, pengeluaran per kapita untuk pendidikan dan hiburan budaya di kalangan warga China naik 9,8 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sementara itu, tur desa menjadi semakin populer seiring kegiatan tersebut memungkinkan para pelancong untuk merasakan kesederhanaan dan ketenangan dalam kehidupan di desa. Kawasan-kawasan objek wisata di kota-kota kecil juga semakin diminati.

Pengeluaran yang berorientasi pada pengalaman yang didorong oleh ajang olahraga muncul sebagai sorotan konsumsi baru. Turnamen tenis China Open di Beijing sukses menarik banyak penonton yang antusias, sementara turnamen sepak bola lokal dan kompetisi bola basket desa terus mendongkrak pariwisata berbasis tiket lokal. Selain itu, semakin banyak orang memilih untuk menghabiskan waktu liburan mereka di pusat kebugaran, meningkatkan kebugaran mereka melalui kegiatan seperti berlari, bersepeda, dan berenang.

Perjalanan dan pariwisata menjadi semakin cerdas dan melek teknologi, memberikan dorongan kuat bagi tren konsumsi baru ini. Dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dengan cepat berintegrasi ke dalam industri ini, wisatawan dapat memesan tiket atau mendapatkan saran perjalanan dalam hitungan menit. Melalui teknologi seperti realitas virtual (virtual reality/VR), realitas tertambah (augmented reality/AR), dan teknologi 3D, pengunjung museum, galeri, dan tempat-tempat wisata lainnya dapat "berbicara" dengan tokoh-tokoh bersejarah, berinteraksi dengan peninggalan budaya, dan masuk ke dalam lukisan-lukisan kuno yang seolah hidup.

Layanan antarjemput ketinggian rendah (low-altitude) diluncurkan di Provinsi Zhejiang, China timur, selama musim liburan tersebut, memungkinkan para wisatawan untuk menaiki helikopter dan menikmati pemandangan lanskap musim gugur yang menakjubkan. Sementara itu, di pusat perbelanjaan, peralatan rumah tangga bertenaga AI menduduki peringkat teratas dalam daftar pembelian konsumen yang sadar akan tren.

Tren-tren ini jelas menunjukkan kekuatan dan potensi ekonomi China. Tren ini mencerminkan peningkatan konsumsi yang sedang berlangsung di China, yang secara khusus didukung oleh masyarakat yang meningkatkan upaya mereka untuk mengejar kebahagiaan dan kepuasan pribadi.

Di tengah lingkungan eksternal yang kompleks, ekonomi China tetap menjadi mesin utama pertumbuhan global berkat reformasi struktural yang bertujuan untuk membangun ekonomi yang semakin digerakkan oleh konsumsi dan inovasi. Dalam konteks ini, mendongkrak permintaan domestik dan mendorong produktivitas melalui inovasi sangat penting untuk mempertahankan momentum.

Menurut data resmi, pada paruh pertama (H1) 2025, total penjualan retail barang konsumsi di negara itu tumbuh 5 persen (yoy), dengan konsumsi jasa meningkat lebih cepat lagi di angka 5,3 persen. Mengingat skala pasar domestik China begitu masif, potensi dan peluang yang sangat besar masih belum dimanfaatkan. Ke depannya, jelas terlihat mengapa permintaan untuk pengalaman budaya, hiburan, pariwisata, dan rekreasi diperkirakan akan terus berkembang.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.