Batam (ANTARA) - Di sebuah rumah sederhana di kawasan Tanjung Uma, Kota Batam, Kepulauan Riau, suasana tampak lembab dan gelap.

Kayu-kayu berserakan di depan rumah dan bau tak sedap tercium dari dalam. Di ruangan sempit itu, seorang pria paruh baya bernama Syawaludin Daulay duduk menemani anak sambungnya, Amri, yang sudah berusia 35 tahun. Amri menderita gangguan mental sejak beberapa tahun lalu.

Kondisinya membuat ia sulit beraktivitas normal, apalagi mengurus dokumen kependudukan. Namun hari itu, tim Jemput Bola (Jebol) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Batam datang untuk merekam data e-KTP untuk Amri.

Program Jebol ini adalah salah satu inisiatif Disdukcapil Batam untuk menjangkau masyarakat yang kesulitan mengakses layanan administrasi kependudukan di kantor. Sasarannya meliputi lansia, orang sakit, hingga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Petugas datang langsung ke rumah, panti, atau rumah sakit, membawa peralatan lengkap untuk perekaman data biometrik.

Menurut Plt Kepala Disdukcapil Batam Yusfa Hendri, program ini menjadi bentuk nyata pelayanan inklusif Batam yang tidak ingin meninggalkan warganya tanpa identitas. Program ini juga menegaskan bahwa negara hadir untuk memenuhi keperluan rakyat secara merata.

"Kami turun langsung ke lapangan agar semua warga, termasuk kelompok rentan, memiliki identitas resmi. Itu penting untuk akses kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial," ujarnya.

Analis Data Base (ADB) Kependudukan Bidang Pendataan Penduduk Disdukcapil Batam Andri Riyaldi menjelaskan setiap bulan Tim Jebol bisa melayani sekitar 30 hingga 40 orang kelompok rentan, namun jumlah itu tergantung laporan warga atau permintaan panti. Semua pengurusan dilayani secara gratis.

Ia mengatakan bahwa perekaman dilakukan untuk kalangan yang tidak memiliki KTP, maupun NIK. Biasanya dinas itu mendapatkan laporan dari RT/RW setempat untuk datang ke lokasi perekaman.

Kehidupan Syawaludin dan Amri sederhana. Penghasilan sang bapak dari menarik penumpang ojek tergolong pas-pasan, sementara kebutuhan rumah tangga terus berjalan.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.