tidak ada 1 formula untuk mengatasi semua hal, tidak ada formula ajaib dan contoh tunggal yang bisa langsung ditiru negara berkembang

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan Indonesia harus membuat jalan sendiri untuk mencapai keberlanjutan.

"Indonesia dan banyak negara lainnya seperti kita tidak bisa dan tidak harus meniru strategi yang dirancang untuk negara yang pembangunannya telah berjalan sejak seabad lalu, kita harus membuat jalan sendiri untuk mencapai keberlanjutan," ujar AHY dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 di Jakarta, Jumat.

Untuk melakukan hal tersebut, lanjutnya, Indonesia membutuhkan ruang seperti forum tersebut, sebuah panggung di mana semua pihak bisa saling bertukar gagasan, pengalaman, bukan sekedar menerima melainkan sebagai salah satu pihak yang ikut memberikan solusi di mana semua pihak saling mendukung satu sama lain dalam membangun model pembangunan yang adil, realistis dan relevan di masa depan.

"Hal itu merupakan filosofi di balik ISF yang bukan hanya konferensi, melainkan juga sebuah platform untuk membentuk narasi kita," katanya.

AHY mengatakan sejak lama agenda berkelanjutan ditentukan oleh negara-negara yang telah melakukan industrialisasi terlebih dahulu. Model, teknologi dan bahkan bahasa transisi untuk keberlanjutan sebagian besar dibentuk oleh negara-negara maju.

Namun, kondisi negara-negara berkembang berbeda di mana demografi, kebutuhan pertumbuhan dan realitas fiskalnya berbeda dengan negara-negara maju.

"Satu hal yang jelas tidak ada yang namanya satu formula untuk mengatasi semua hal, tidak ada formula ajaib dan contoh tunggal yang bisa langsung ditiru oleh negara berkembang," katanya.

Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menghadiri Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025.

Forum bertema Investing for a Resilient, Sustainable and Prosperous World tersebut menghadirkan sekitar 250 pembicara serta diikuti lebih dari 100 pebisnis dan filantropis dalam rangka mendorong kolaborasi global dalam mempercepat transisi ekonomi berkelanjutan.

Baca juga: Menko IPK: Ketahanan pangan, air dan energi jadi pilar keberlanjutan

Baca juga: AHY: Proyek infrastruktur selatan Jawa untuk pemerataan pembangunan

Baca juga: Menko IPK: Properti dan konstruksi sumbang lebih dari 10 persen PDB

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.