...Menurut informasi untuk kuota siswa dari TTS jumlahnya 11 orang siswa, tetapi kami harapkan kalau bisa ditambah
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) mengharapkan agar kuota siswa yang diterima di SMA Garuda dari kabupaten itu ditambah atau lebih banyak dari kuota yang diberikan.
"Menurut informasi untuk kuota siswa dari TTS jumlahnya 11 orang siswa, tetapi kami harapkan kalau bisa ditambah," kata Bupati TTS Eduard Markus Lioe saat dihubungi dari Kupang, Jumat.
Hal ini disampaikannya ketika ditanya terkait kuota bagi anak-anak di TTS, mengingat sekolah unggul garuda dibangun di Kota Soe, Ibu Kota Kabupaten TTS.
Dia berharap permintaannya mereka dapat dipenuhi, mengingat sekolah tersebut dibangun diatas lahan pemerintah TTS dan juga di wilayah tersebut.
Baca juga: Sekolah Garuda, guru harap anak tidak mampu bisa kuliah di luar negeri
"Inikan akan ada 160 siswa yang diterima setelah melalui seleksi ketat, nah kita berharap kuota dari TTS lebih banyak dari kabupaten lain di NTT," ujar dia.
Dia berharap pemerintah pusat khususnya Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi dapat mempertimbangkan permintaan penambahan kuota tersebut.
Secara umum Pemda TTS mendukung penuh program itu, dan siap membantu dengan segala cara agar pembangunannya sekolah garuda itu cepat selesai.
Untuk sekolah garuda di TTS, jumlah siswa yang masuk pada tahun ajaran baru nanti mencapai 160 siswa.
Baca juga: Siswi Sekolah Garuda harap bisa wujudkan mimpi kuliah di Jerman
Baca juga: Sekolah Garuda, mengungkit kesadaran bangsa petarung
Para siswa akan diseleksi dari setiap sekolah untuk dimasukkan ke SMA Garuda tersebut yang mulai akan dibangun pada November 2025 mendatang.
Gedung sekolah yang akan dibangun di lahan seluas 20 hektare itu ditargetkan selesai pada Juni 2026, sehingga saat tahun ajaran baru,agar penerimaan siswa baru langsung dimulai.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.