Bengkulu (ANTARA News) - Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengusulkan penggantian kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar di Kota Bengkulu terkait pembangunan jalan lingkar luar Bengkulu yang melintasi kawasan konservasi itu.

"Kalau bisa kita usulkan untuk diganti dengan lahan lain, tapi itu kalau BKSDA setuju," kata Gubernur Junaidi usai menghadiri paripurna di DPRD Provinsi Bengkulu, Senin.

Rapat paripurna tersebut mendengarkan jawaban eksekutif atas pandangan umum fraksi-fraksi tentang Rancangan Peraturan Daerah (RaperdA) tentang Pengelolaan Jalan Lingkar Luar Bengkulu dalam Kawasan CA Danau Dusun Besar.

Pemprov Bengkulu menyusun Raperda tersebut sebagai syarat pembangunan jalan lingkar di kawasan CA Dusun Besar.

"Jalan lingkar ini sangat dibutuhkan untuk jalur angkutan barang yang selama ini masih melintasi jalan dalam kota," katanya.

Pemerintah daerah merencanakan pembangunan jalan lingkar melintasi cagar alam dusun besar sepanjang 2,4 kilometer dengan lebar 30 meter.

Sebelumnya jalan poros Nakau-Air Sebakul yang melintasi cagar alam tersebut dibuka pada 1990-an, namun pada 2000-an ada tuntutan dari warga Lembak untuk menutup jalan tersebut dengan alasan merusak hutan cagar alam sehingga debit air persawahan mereka turun drastis.

Gubernur Bengkulu saat itu alm Hasan Zen merespon tuntutan warga tersebut dan menutup jalan itu sehingga untuk meningkatkan pembangunan jalan perlu izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Kawasan Cagar Alam Dusun Besar memiliki dua tipe ekosistem yaitu ekositem perairan danau dengan luas sekitar 90 hektare yang terdiri atas genangan perairan danau terbuka seluas 69 hektare dan zona habitat bakung-bakungan yang menjadi inang bagi anggrek pensil seluas 21 hektare.

Kawasan ini juga memiliki zona ekosistem hutan air tawar dengan luas 487 hektare yang berfungsi sebagai kawasan tangkapan air (catchment area) bagi zona perairan danau.

Menurut data BKSDA Bengkulu cagar alam tersebut memiliki kekayaan flora yang spesifik, yaitu anggrek pensil (Vanda hokeriana) dan ikan tembakang serta fauna yang khas seperti kukang (Nytchebus coucang), kucing hutan (Felis marmorata), burung rangkong (Buceros rhinoceros), bangau putih (Bubulcus ibis), bangau hitam (Ciconia episcopus), burung raja udang (Pelargopsiscopensis) dan belibis (Cairina scutulata).

Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015