Jakarta (ANTARA) - Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains Teknologi (Minat Saintek) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Yudi Darma menyoroti temuan bahwa hingga kini belum ada perguruan tinggi di Indonesia yang membuka jurusan fisika kuantum.

"Kalau saya mau jujur, jurusan yang dengan clear mengatakan prodi (program studi)-nya bernama (fisika) kuantum, kayaknya nggak ada ya, di Indonesia nggak ada," kata Yudi ditemui usai kegiatan diskusi bertajuk "Kopisains: The Spirit of Quantum" di Jakarta, Jumat.

Ia menyayangkan akan hal ini, sebab sejumlah negara seperti Rusia, China, hingga negara tetangga seperti Singapura dan Thailand telah memiliki jurusan fisika kuantum.

Ia menilai perkembangan teknologi yang kian pesat menyebabkan fisika kuantum menjadi salah satu bidang keilmuan yang harus dikuasai oleh Indonesia untuk dapat menjadi negara maju.

Oleh karena itu, Yudi yang juga merupakan profesor di bidang fisika tersebut bersama para fisikawan nasional lainnya menggagas adanya Indonesian Quantum Initiative (IQI) beberapa waktu lalu dalam rangka mengembangkan keilmuan fisika kuantum di tanah air, termasuk di antaranya menciptakan program studi fisika kuantum di Indonesia.

Baca juga: Mendiktisaintek minta kampus semakin aktif dalam riset terapan

"Itu gabungan dari beberapa kampus, lembaga riset begitu ya. Jadi orang-orang yang tertarik untuk mengembangkan itu bisa bersatu, bergabung," ujarnya.

Yudi mengungkapkan kini pihaknya bersama IQI telah menyelesaikan peta jalan fisika kuantum tanah air, di mana peta jalan tersebut mencakup pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur dalam jangka waktu pendek, menengah, dan panjang.

Ia menekankan bahwa hal ini merupakan peluang besar, sehingga dirinya mengundang siapapun yang tertarik untuk bergabung dan berkontribusi dalam inisiatif ini.

"Kita berusaha untuk berkontribusi bersama-sama dengan para peneliti dunia. Kemudian ya kalau ada yang bisa kita serap, kita serap, itu yang kita sebarkan ke teman-teman di Indonesia. Sehingga semangat itu tetap, apinya tetap menyala begitu. Kemudian sambil jalan, kita berupaya untuk membangun infrastruktur yang memadai," tutur Yudi Darma.

Senada dengan Yudi, Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung Andriyan B. Suksmono meminta kepada seluruh pemangku kepentingan terkait untuk mengembangkan SDM dan infrastruktur di bidang fisika kuantum.

"Kita perlu punya infrastruktur yang baik, supaya tidak tertinggal lagi. Ini selagi semua negara ini belum final ya. Teknologi kuantum itu sudah berkembang dan kita belum punya bentuk yang major. Ini kesempatan kita untuk mengejar ketinggalan." ucap Andriyan.

Baca juga: Kemdiktisaintek: Sekolah Garuda Transformasi jadi contoh sekolah lain
Baca juga: Mendiktisaintek dorong penguatan kolaborasi pendidikan RI-Belanda

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.