Jakarta (ANTARA) - Seniman dan budayawan Guruh Soekarno Putra mengajak masyarakat melestarikan batik dan mengembangkan kreativitas dalam bidang wastra melalui inovasi berbahan daur ulang.
Pesan itu disampaikan dalam Pagelaran Wastra Guruh Soekarno Putra yang digelar menjelang peringatan 100 tahun Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
“Batik bukan mengenai corak, melainkan teknik yang diterapkan dalam kain atau wastra. Keunikannya menggunakan malam atau lilin yang dicampur damar, menghasilkan tekstil dengan berbagai corak. Teknik ini khas dan berkembang di Indonesia,” kata Guruh di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan, wastra tidak terbatas pada batik. Kain perca dan bahan hasil daur ulang juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai karya seni dan produk budaya yang bernilai tinggi.
“Saya sangat concerned dengan daur ulang. Sampah bisa diolah jadi tekstil, kertas, kaca, bahkan benda logam. Dalam bidang kain perca pun saya mencoba berkreasi agar bahan-bahan itu tidak terbuang percuma,” ujarnya.
Baca juga: Guruh Soekarno dan Alliex diskusikan pelestarian budaya di era digital
Menurut Guruh, karya wastra dapat menjadi sarana pelestarian budaya sekaligus inspirasi bagi masyarakat untuk menghargai kearifan lokal.
“Saya berharap karya saya dapat memotivasi publik untuk meneruskan pelestarian batik sebagai warisan budaya yang jangan sampai hilang,” kata dia.
Ketua Umum Kowani periode 2025–2029, Nannie Hadi Tjahjanto, mengatakan Kowani bangga dapat mendukung pagelaran tersebut karena menjadi wujud nyata kolaborasi antara pelestarian budaya dan pemberdayaan perempuan.
“Pagelaran ini memuat cerita, filosofi, dan identitas budaya kita. Sebuah kehormatan bagi kami dapat menyaksikan langsung mahakarya Bapak Guruh Soekarno Putra yang memadukan kekayaan tradisi dengan sentuhan modern,” kata Nannie.
Ia menambahkan, setiap helai wastra yang ditampilkan merepresentasikan ketangguhan dan kreativitas perempuan Indonesia yang menjadi penjaga warisan budaya sekaligus penopang ekonomi keluarga.
“Di balik setiap helai wastra terdapat jemari terampil para perempuan Indonesia. Mereka seniman yang hebat dan tulang punggung keluarga,” ujarnya.
Pagelaran Wastra Guruh Soekarno Putra menampilkan karya busana, tari, serta lelang kain batik dan kemeja hasil rancangan Guruh Soekarno Putra. Acara ini juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan menuju 100 tahun Kowani yang akan diperingati pada 2028.
Baca juga: Keluarga pendiri bangsa berharap prangko jadi sarana edukasi sejarah
Baca juga: 5 Wanita rilis single "Damai" milik Guruh Soekarno Putra
Baca juga: Tohpati ngefans lagu "Zamrud Khatulistiwa"
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.