Pada hari ini, tim DVI Polda Jatim berhasil mengidentifikasi terhadap tiga kantong jenazah yang terdiri atas dua jenazah dan satu body part

Surabaya (ANTARA) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur berhasil mengidentifikasi tiga kantong jenazah korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

“Pada hari ini, tim DVI Polda Jatim berhasil mengidentifikasi terhadap tiga kantong jenazah yang terdiri atas dua jenazah dan satu body part,” kata Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol M. Khusnan Marzuki di RS Bhayangkara Surabaya, Jumat malam.

Ia menjelaskan kantong jenazah dengan nomor post-mortem (PM) RSB B-031 teridentifikasi melalui pemeriksaan gigi dan medis, cocok dengan nomor ante-mortem (AM) 051 atas nama Moh. Alfin Mutawakilalallah, laki-laki 17 tahun, warga Desa Lomaer, Blega, Bangkalan.

Baca juga: Seluruh jenazah korban Ponpes Al Khoziny telah ditemukan

Sementara, kantong jenazah dengan nomor PM RSB B-049 juga teridentifikasi melalui pemeriksaan gigi dan medis, cocok dengan AM 004 atas nama Muhammad Iklil Ibrahim Al Aqil, laki-laki 15 tahun, warga Dusun Tegal Gebang, Sukorejo, Bangsalsari, Jember.

Selain itu, satu body part dengan nomor PM 056.1 cocok secara DNA dan medis dengan nomor PM 030 yang telah diidentifikasi pada Rabu (8/10) sebagai Muhammad Haikal Ridwan, laki-laki 14 tahun, warga Dusun Barat Leke, Desa Sendang Dajah, Labang, Bangkalan.

Baca juga: Basarnas: Total korban mushalla ambruk Al Khoziny capai 171 orang

“Sampai dengan hari ini, tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 50 korban dari 67 kantong jenazah yang diterima,” ujar Khusnan.

Ia menambahkan proses identifikasi selanjutnya akan lebih banyak bergantung pada pemeriksaan DNA karena sebagian sampel yang tersisa dalam kondisi kurang baik, sehingga memerlukan waktu lebih lama.

Baca juga: BNPB: Tahap akhir evakuasi ponpes Al Khoziny, 10 korban lagi

“Semakin lama waktu berlalu, kondisi sampel DNA semakin menurun. Kami mohon keluarga korban bersabar karena proses identifikasi memerlukan ketelitian dan waktu,” katanya.

Hingga kini, masih terdapat 14 kantong jenazah yang belum teridentifikasi. Tim DVI Polda Jatim terus melakukan pencocokan antara data ante-mortem dan post-mortem untuk memastikan identitas para korban.

Baca juga: DPD: Kejadian di Sidoarjo jadi refleksi bagi pengelola pesantren

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.