Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyoroti potensi ekonomi kreatif dan pendidikan dari artefak serta budaya lokal Nganjuk, seperti wayang timplong dan produk turunan kemenyan putih bisa
dikembangkan dalam konteks diplomasi budaya dan pariwisata berbasis warisan lokal.
“Kementerian Kebudayaan mendukung pengembangan museum dan program edukasi yang berakar pada budaya lokal, agar nilai-nilai sejarah dapat terus hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat,” kata Fadli dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menbud saat menerima kunjungan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Nganjuk Gunawan Widagdo di Museum Nasional, Jakarta, turut menyampaikan rencana tindak lanjut lintas lembaga agar proses penelitian, registrasi, dan pengelolaan situs dapat berjalan sesuai kaidah ilmiah.
Pertemuan itu juga menyoroti rencana pengembangan Museum Prasejarah Desa Tritik Nganjuk sebagai pusat pengetahuan, edukasi, dan konservasi budaya lokal yang diharapkan dapat memperkaya khazanah sejarah nasional.
Baca juga: Fadli: Indonesia-Serbia miliki potensi kerja sama residensi dan film
Dalam kesempatan itu, Menbud juga menerima sejumlah bahan dan artefak penting yang diserahkan oleh Disporabudpar Kabupaten Nganjuk yang meliputi fosil dan artefak temuan dari Desa Tritik, dua warangka (sarung keris), produk dupa dari pohon kemenyan putih, dua batu berlian meteorit jenis lonsdaleite, wayang timplong bergambar tokoh Dewi Sekartaji, serta bahan paparan proposal pengembangan kawasan budaya Nganjuk.
Penyerahan itu menjadi simbol kerja sama dan komitmen Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk melestarikan sejarah, tradisi, dan kekayaan alam yang memiliki nilai kebudayaan tinggi.
Gunawan juga menyampaikan rencana untuk relokasi Museum Anjuk Ladang ke kawasan LKS Candi Lor, seiring keterbatasan lahan di lokasi saat ini yang dinilai tidak memungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut.
Relokasi ini juga mempertimbangkan latar belakang sejarah kawasan Candi Lor yang relevan dengan identitas Anjuk Ladang.
Museum Anjuk Ladang yang saat ini berstatus sebagai museum umum memiliki koleksi yang memadai dan berpotensi untuk ditingkatkan menjadi museum tipe A.
Gunawan Widagdo menjelaskan bahwa wilayah Hutan Tritik di Nganjuk bagian utara menyimpan banyak potensi arkeologis dan geologis, termasuk fosil hewan purba seperti Stegodon, peralatan batu prasejarah, serta fosil pohon kemenyan putih yang menunjukkan adanya jejak peradaban kuno di kawasan tersebut.
Selain itu, masyarakat juga menemukan batu meteorit yang memiliki kandungan logam unik dan bentuk alami menyerupai batu mulia, yang kini tengah dikaji bersama Badan Geologi Nasional.
Baca juga: Menbud proyeksikan musik digital sumbang 231 juta dolar AS tahun ini
Baca juga: Menbud temui PM Xanana, budaya kuatkan persahabatan kedua negara
Baca juga: Menbud: Budaya Indonesia jadi sumber dalam hilirisasi budaya
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.