Denpasar (ANTARA) - BPBD Bali menyerahkan dana donasi gotong royong ASN Pemprov Bali dan masyarakat melalui Dompet Peduli Bencana ke korban banjir besar akibat cuaca ekstrem September lalu di Kabupaten Klungkung.
Kepala Pelaksana BPBD Bali I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya dalam keterangan di Denpasar, Sabtu, menyebut total donasi yang diserahkan sebanyak Rp533,6 juta.
“Bantuan tersebut bersumber dari sumbangan masyarakat luas dan dana gotong royong ASN Pemprov Bali, ini merupakan wujud solidaritas kemanusiaan,” kata Kalaksa BPBD Bali itu.
Adapun bantuan donasi diserahkan kepada 22 warga pemilik rumah yang rusak sedang dan berat, pengelola empat tempat ibadah, serta sejumlah pelaku usaha dan nelayan yang turut terdampak bencana.
Setelah ramai-ramai protes soal pungutan donasi dari ASN, Gede Teja menyampaikan bahwa uang yang terkumpul dari gotong royong tersebut hingga saat ini sudah disalurkan selain ke Klungkung juga ke korban di Denpasar, Tabanan, dan Jembrana.
Ia justru mengapresiasi BPBD di daerah yang cepat mendata dan melaporkan kondisi di daerah sehingga dapat segera disalurkan bantuan melalui Pemprov Bali.
Baca juga: Bali belajar pencegahan dan pengelolaan banjir di DKI Jakarta
“BPBD Klungkung ini luar biasa, mereka sigap turun ke lapangan, cepat melakukan pendataan, dan menyampaikan laporan secara akurat, tanpa data yang lengkap kami tidak bisa menyalurkan bantuan secara tepat sasaran,” ujar Gede Teja.
Dalam penyerahan bantuan donasi itu, BPBD Bali sekaligus memberi penegasan soal pentingnya mitigasi bencana di tengah fenomena cuaca yang tidak menentu, bahkan memicu banjir besar di luar musim hujan.
“Untuk antisipasi ke depan, mari kita bersihkan saluran got di depan rumah, gang, maupun jalur sungai agar saat hujan deras, air dapat mengalir lancar dan tidak menimbulkan banjir,” kata dia.
Bupati Klungkung I Made Satria yang turut hadir menambahkan bahwa bencana akibat cuaca ekstrem pada September lalu itu melanda hampir seluruh wilayah di Kabupaten Klungkung.
“Curah hujan yang tinggi selama beberapa hari menyebabkan banjir di sejumlah titik, dan yang paling parah terjadi di Banjar Pancingan, Desa Kusamba, sebanyak 124 kepala keluarga harus mengungsi ke balai banjar atau rumah kerabat terdekat,” ujarnya.
Baca juga: BNPB ingatkan banjir di Bali berpotensi terulang
Baca juga: Pemkab Badung lakukan ritual Pemahayu Jagat pascabencana banjir
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.