Shanghai (ANTARA News) - Tiongkok berencana menangguhkan semua perdagangan di pasar-pasar sahamnya jika mereka bergerak lima persen atau lebih dalam upaya mengendalikan penurunan menurut pernyataan dari dua bursa negara itu.

Jika indeks CSI 300 dari 300 emiten besar naik atau turun lima persen, otoritas pasar modal akan menangguhkan perdagangan di bursa Shanghai dan Shenzhen selama 30 menit menurut pernyataan kedua bursa itu.

Tetapi jika indeks -- yang mencakup perusahaan-perusahaan seperti raksasa perbankan ICBC dan perusahaan energi utama PetroChina dan Sinopec -- naik tujuh persen, perdagangan akan dihentikan untuk sisa hari menurut pernyataan mereka.

Mekanisme yang dijuluki "pemutus sirkuit" itu akan "mencegah risiko-risiko pasar dan menumbuhkan "stabilitas jangka panjang serta perkembangan pasar sekuritas yang sehat" menurut pernyataan yang disampaikan pada Senin malam.

Itu adalah langkah terakhir yang diambil oleh para pejabat sementara mereka mencoba mengontrol meledaknya gelembung yang telah melihat indeks komposit Shanghai merosot sekitar 40 persen sejak pertengahan Juni, naik lebih dari 150 persen dalam 12 bulan.

Setelah penurunan itu, Tiongkok meluncurkan paket-paket luar biasa untuk menopang harga-harga saham, termasuk mendanai perusahaan yang didukung negara untuk membeli saham, dalam kebijakan yang secara luas dikritik sebagai bertentangan dengan reformasi pasar yang dijanjikan.

Bank investasi Goldman Sachs memperkirakan pemerintah Tiongkok telah menghabiskan 1,5 triliun yuan (234 miliar dolar AS) untuk mendukung pasar sahamnya selama tiga bulan terakhir, Bloomberg News melaporkan.

Pengenalan pemutus sirkuit telah disetujui oleh pengawas pasar, Komisi Regulator Sekuritas Tiongkok, meskipun bursa mengatakan mereka masih mencari opini publik tentang langkah itu sampai 21 September. Mereka tidak memberikan tanggal dimulainya penerapan kebijakan tersebut.

Berdasarkan aturan saat ini, saham-saham individu sudah bisa bergerak tidak lebih dari 10 persen naik atau turun.

Dalam sebuah langkah yang terpisah, kementerian keuangan menyatakan pada Senin bahwa Tiongkok akan menawari para investor yang mempertahankan saham lebih dari satu tahun pengurangan 20 persen pajak dividen, dengan mereka yang memegang lebih dari sebulan hanya harus membayar setengah pajak, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.(Uu.A026)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015