100 titik Sekolah Rakyat (SR) dibangun secara permanen di seluruh Indonesia mulai tahun 2025
Jakarta (ANTARA) - Berikut rangkuman berita humaniora populer selama sepekan, 6-11 Oktober, tim satuan tugas melanjutkan pemetaan area terpapar radiasi Cesium-137 di Cikande hingga sebanyak 104 santri Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo Jawa Timur jadi korban selamat dengan luka-luka dan 67 santri meninggal akibat bangunan ambruk saat shalat Ashar.
1) Satgas lanjutkan pemetaan area terpapar radiasi Cesium-137 di Cikande
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memastikan mengintensifkan pengawasan di Kawasan Industri Modern Cikande dengan proses pemetaan terus berlangsung untuk memberikan gambaran kondisi cemaran zat radioaktif Cesium-137. Baca selengkapnya di sini:
2) 50 jenazah korban robohnya bangunan Al Khoziny teridentifikasi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 50 jenazah korban robohnya bangunan Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Baca selengkapnya di sini:
3) 100 Sekolah Rakyat dibangun permanen mulai tahun ini
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa sebanyak 100 titik Sekolah Rakyat (SR) dibangun secara permanen di seluruh Indonesia mulai tahun 2025 sebagai program prioritas untuk menjangkau anak-anak dari keluarga miskin. Baca selengkapnya di sini:
4) BMKG terbitkan peringatan potensi tsunami di Talaud Sulawesi Utara
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan potensi tsunami di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Jumat pagi, usai gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah Laut Filipina. Baca selengkapnya di sini:
5) Langit runtuh Buduran
Tragedi Buduran pada akhirnya bukan sekadar kisah tentang bangunan yang runtuh. Ia adalah tentang tanggung jawab karena ada nyawa muda yang mestinya terlindungi, serta tentang rapuhnya aturan-pengawasan pembangunan pesantren.
Agaknya tidak ada jawaban tunggal untuk siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa ini. Akan tetapi, hal terpenting adalah tragedi ini melahirkan harapan bahwa pemerintah akan lebih tegas mengawasi izin mendirikan bangunan. Setiap pesantren akan mendapat pendampingan teknis, sehingga santri dapat belajar dengan tenang tanpa rasa takut
Baca selengkapnya di sini:
6) Delapan hari untuk selamanya di Pesantren Al Khoziny
Tak terbayangkan bagaimana rasanya bekerja di bawah reruntuhan bongkahan beton berbobot belasan ton yang bergelantungan di atas kepala. Dalam ruang sempit berteman dengan debu dan dentuman alat berat menjadi latar hari-hari tim SAR gabungan di lokasi robohnya bangunan empat lantai Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Baca selengkapnya di sini:
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.