Tibet (ANTARA) -

Pada 2007, Nenkasman dan suaminya memulai bisnis sebuah penginapan yang dikelola keluarga. Mereka juga terlibat dalam pendidikan alam, dengan memimpin anak-anak yang mengadakan kunjungan studi ke padang rumput untuk mendaki dan mengamati burung, mengumpulkan tanaman di sepanjang jalan untuk dijadikan spesimen.

Sekitar satu dasawarsa yang lalu, Nenkasman mulai merekam video kehidupan sehari-hari dan budaya di kampung halamannya. Selama proses tersebut, dia menyadari bahwa keterampilan tradisional yang dulunya sangat penting bagi wanita setempat, yaitu memintal wol yak dan menenun ikat pinggang bermotif floral khas Qiaoqi, perlahan-lahan memudar seiring kian berkurangnya jumlah orang yang mau meneruskannya.

Nenkasman (kiri) memperkenalkan prosedur wol yak yang berputar ke seorang turis di studionya di Kota Tibet Qiaoqi di Kabupaten Baoxing, Kota Ya'an, Provinsi Sichuan, China barat daya, 7 Oktober 2025. ANTARA/ Xinhua/Xu Bingjie

Foto ini menunjukkan wisma tamu Nenkasman di Kota Tibet Qiaoqi di Baoxing County, Kota Ya'an, Provinsi Sichuan di China barat daya, 8 Oktober 2025. ANTARA/Xinhua/Xu Bingjie

Nenkasman (kiri) memperkenalkan cengkeraman bunga Qiaoqi yang menenun ke seorang turis di studionya di Kota Tibet Qiaoqi di Baoxing County, Kota Ya'an, Provinsi Sichuan China barat daya, 7 Oktober. 7, 2025. ANTARA/Xinhua/Xu Bingjie

Bertekad untuk melindungi dan mewariskan teknik-teknik tersebut, Nenkasman mendirikan sebuah studio tekstil buatan tangan pada 2016. Studio ini menggabungkan keterampilan tradisional dengan desain inovatif untuk memproduksi ransel, syal, ikat pinggang, dan kerajinan tangan lainnya. Dia memasarkan produk-produk itu melalui pameran dan penjualan daring. Ketika pesanan meningkat, Nenkasman membagikan pesanan tersebut kepada para kaum perempuan di desanya, sehingga mereka dapat memperoleh penghasilan tambahan di luar musim bertani. Lebih dari 50 perempuan telah memiliki pekerjaan paruh waktu di bawah bimbingan Nenkasman.

Nenkasman (kiri) menginstruksikan seorang turis untuk mengalami teknik wol yak yang berputar di studionya di Kota Tibet Qiaoqi di Baoxing County, Kota Ya'an, Provinsi Sichuan, China barat daya, 7 Oktober 2025. ANTARA/Xinhua/Xu Bingjie

Bertekad untuk melindungi dan mewariskan teknik-teknik tersebut, Nenkasman mendirikan sebuah studio tekstil buatan tangan pada 2016. Studio ini menggabungkan keterampilan tradisional dengan desain inovatif untuk memproduksi ransel, syal, ikat pinggang, dan kerajinan tangan lainnya. Dia memasarkan produk-produk itu melalui pameran dan penjualan daring. Ketika pesanan meningkat, Nenkasman membagikan pesanan tersebut kepada para kaum perempuan di desanya, sehingga mereka dapat memperoleh penghasilan tambahan di luar musim bertani. Lebih dari 50 perempuan telah memiliki pekerjaan paruh waktu di bawah bimbingan Nenkasman

Nenkasman mendemonstrasikan wol yak yang berputar di studionya di Kota Tibet Qiaoqi di Baoxing County, Kota Ya'an, Provinsi Sichuan, China barat daya, Oktober. 7, 2025. ANTARA/Xinhua/Xu Bingjie


Saat ini, studio Nenkasman menarik semakin banyak sekolah dan penggemar kerajinan untuk berkunjung dan mendapatkan pengalaman langsung. Di penginapan miliknya yang bergaya etnis Tibet, ruang budaya yang dia dirikan mulai terbentuk dan dikunjungi kian banyak wisatawan.

Nenkasman (kanan) dan Lu Juntang, seorang mahasiswa pascasarjana yang melakukan penelitian di sini, menghias ruang budaya di Kota Tibet Qiaoqi di Baoxing County, Kota Ya'an, Provinsi Sichuan di Cina barat daya, 8 Oktobe 2025. ANTARA/Xinhua/Xu Bingjie

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.