Jakarta (ANTARA News) - Pemerhati perempuan dan anak, Giwo Rubianto Wiyogo, mengatakan pendidikan hendaknya jangan terhenti akibat kabut asap yang menimpa sejumlah daerah di Tanah Air.

"Anak-anak harus mendapatkan haknya di bidang pendidikan. Oleh karenanya, pendidikan seharusnya jangan terhenti akibat kabut asap," ujar Giwo di Jakarta, Selasa.

Untuk mendapatkan pendidikan, lanjut dia, anak-anak tak harus hadir di sekolah melainkan bisa dilakukan di rumah dan memanfaatkan sejumlah alat komunikasi.

"Bisa dengan internet ataupun diberikan tugas selama sekolah diliburkan, yang terpenting hak anak untuk mendapatkan pendidikan tidak terhenti," jelas dia.

Giwo mengaku prihatin dengan kondisi yang menimpa sejumlah daerah di Sumatera. Menurut dia, kabut asap merupakan bencana yang terus berulang dari tahun ke tahun. Seharusnya ada solusi konkrit untuk mengatasi bencana tahunan tersebut.

"Pemerintah harus tegas dalam memberikan sanksi kepada pembakar lahan. Penegakan hukum jangan berat sebelah, yang mana nenek-nenek yang mengambil kayu bakar saja dibawa ke persidangan tetapi ini pembakar lahan yang merugikan masyarakat banyak malah tidak ada sanksi tegas," imbuh dia.

Sejumlah sekolah di Riau dan Jambi diliburkan menyusul semakin tebalnya kabut asap yang melanda daerah tersebut. Meski demikian, kondisi di tiap daerah berbeda-beda dan pihak sekolah diberi kebebasan untuk melakukan kebijakan meliburkan siswa.

Kabut asap tak hanya melumpuhkan aktivitas pendidikan, tetapi juga melumpuhkan penerbangan ke daerah yang terkena bencana kabut asap tersebut.

Kabut asap akibat kebakaran lahan tersebut juga menyebabkan ribuan warga di Pekanbaru terkena Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

(I025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015