Karawang (ANTARA) - Sekitar seribu penari dari berbagai kelompok usia menampilkan kemampuan menari terbaiknya dalam kegiatan Indonesia Menari 2025, di sebuah mal di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Minggu.

"Kegiatan Indonesia Menari 2025 tidak hanya digelar di Karawang, tapi juga digelar serentak di 11 kota di seluruh Indonesia," kata Billy Gamaliel, Program Manajer Indonesia Kaya di sela kegiatan Indonesia Menari 2025 di Karawang, Minggu.

Totalnya terdapat lebih dari 8.000 penari yang turut ambil bagian dalam gelaran Indonesia Menari tahun ini di 11 kota di seluruh Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Palembang, Surabaya, Balikpapan, Manado, Bekasi, dan Karawang.

Baca juga: Mal di Jakarta diserbu 600 peserta Indonesia Menari

Ia menyebutkan para peserta Indonesia Menari 2025 berasal dari beragam latar belakang, mulai dari generasi milenial, sanggar tari, komunitas pecinta tari, hingga perwakilan sekolah dan universitas di seluruh Indonesia.

Dalam kegiatan tersebut, para peserta bersama-sama menampilkan kemampuan menari terbaik mereka dalam upaya memperebutkan total hadiah puluhan juta rupiah persembahan Indonesia Kaya.

Ia mengatakan ajang ini tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi juga perayaan yang menghidupkan kembali kekayaan seni pertunjukan Indonesia melalui pendekatan yang modern dan interaktif.

Kegiatan Indonesia Menari 2025 diikuti sekitar 8 persen peserta yang berusia di atas 36 tahun. Sedangkan dalam hal gender, pendaftaran didominasi oleh perempuan sebanyak 77 persen, jauh melampaui pendaftar laki-laki yang hanya berjumlah 23 persen.

Surabaya menjadi kota yang paling banyak pendaftarnya, yaitu mencapai hampir 9.000 orang. Sedangkan dari 11 kota, Palembang menjadi kota dengan kuota peserta terbanyak, mencapai 1.200 orang.

Billy mengatakan memasuki penyelenggaraan ke-10, Indonesia Menari tahun ini semakin istimewa, karena sekaligus menjadi bagian dari perayaan 12 tahun Galeri Indonesia Kaya. Sejak dimulai pada 2012, Indonesia Menari konsisten menjadi wadah apresiasi tari Nusantara yang dikemas dengan format modern, segar, dan inklusif

Tahun ini, katanya, Indonesia Menari hadir dalam bentuk tarian kelompok yang terdiri atas minimal lima orang dan maksimal tujuh orang yang bisa diikuti oleh siapapun tanpa batasan usia dan latar belakang.

Seluruh peserta diwajibkan menggunakan kostum bertema etnik modern dan membawakan koreografi tarian tersebut tanpa boleh diubah, tetapi untuk pola lantai dan komposisi dalam koreografi boleh dikembangkan oleh peserta.

Indonesia Menari 2025 hadir dengan koreografi khusus karya Bathara Saverigadi Dewandoro, seorang penari, koreografer, dan sutradara drama wayang.

Dalam karyanya, Bathara menonjolkan detail gerakan tangan khas dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca juga: Koreografi untuk gelaran Indonesia Menari 2025 disiapkan dalam sebulan

Baca juga: Indonesia Menari bakal meriahkan mal di 11 kota secara serentak

Koreografi tersebut diiringi medley delapan lagu daerah yang diaransemen modern oleh Alffy Rev, yaitu Sinanggar Tulo, Sumatera Utara, Kicir-Kicir DKI Jakarta, Cing Cangkeling Jawa Barat, Anging Mamiri Sulawesi Selatan, Rek Ayo Rek Jawa Timur; Indung-Indung Kalimantan Timur, Si Patokaan Sulawesi Utara, dan Rasa Sayange Maluku, menciptakan harmoni unik antara tradisi dan musik kontemporer.

Dalam Indonesia Menari 2025, seluruh peserta menari secara serentak sebanyak dua putaran. Setelah tarian serentak, para juri lapangan memilih kelompok terbaik di masing-masing zona untuk maju sebagai finalis, dimana mereka akan menampilkan kembali tarian tersebut di panggung utama.

Pemenang ditentukan oleh para juri utama, yaitu perwakilan Indonesia Kaya dan para pelaku seni yang selama ini menghidupkan panggung tari
Indonesia. Para juri menilai dari kekompakan, kreativitas pola lantai dan komposisi koreografi, serta semangat kolektif para peserta.

Setelah melalui proses seleksi dan penilaian, grup tari Eyes on Us meraih juara pertama, disusul tim tari Neng Ros juara dua, dan juara tiga diraih tim tari Salasika Lawani.

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.