Gorontalo (ANTARA News) - Hampir 7.000 hektare lahan pertanian di Kabupaten Gorontalo kekeringan sejak beberapa bulan terakhir menurut Dinas Pertanian setempat.

"Luas areal pertanian yang mengalami kekeringan hampir 7.000 hektare dan tentunya harus diberikan perhatian serius," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo Hen Restu, Rabu.

Lahan pertanian yang kekeringan meliputi 3.000 hektare lahan padi sawah dan 4.000 hektare lagi lahan tanaman jagung.

Hen Restu mengatakan kekeringan yang melanda lahan pertanian selama musim kemarau membuat hasil panen tidak maksimal.

Saat kondisi normal para petani bisa menghasilkan enam ton gabah kering per hektare sawah, dan sekarang panen mereka hanya 40-50 persen dari hasil tersebut.

"Sedangkan untuk tanaman jagung, yang biasanya setiap hektare dapat menghasilkan enam sampai tujuh ton, saat ini para petani hanya bisa menuai hasil panen jagung sekitar dua hingga tiga ton setiap hektare," ujar Restu.

Dinas Pertanian menyalurkan bantuan berupa mesin pompa air ke sejumlah kelompok tani guna mengantisipasi dampak kekeringan.

"Akan tetapi bantuan tersebut belum maksimal, karena mesin pompa air yang telah disalurkan tidak mampu mengairi semua lahan pertanian yang ada karena sumber air yang akan dipompa ikut mengalami kekeringan," tambahnya.

Pemerintah, ia mengatakan, juga berupaya mengatasi dampak kekeringan dengan memaksimalkan pemanfaatan sumur suntik di sejumlah area pertanian.

"Selain itu, melalui anggaran APBD Provinsi Gorontalo pemerintah akan mengucurkan bantuan langsung kepada para petani yang mengalami gagal panen atau puso, berupa penggantian benih pada musim tanam yang akan datang dengan melihat potensi hujan yang ada," kata Restu.

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015