Dengan Indonesia hari ini, semuanya relevan dengan persoalan hari ini, rumah ibadah susah didirikan, pengusiran rumah ibadah itu seperti penyakit besar yang saling berkelindan. Buku itu membahas semua itu
Jakarta (ANTARA) - Yayasan Bani Abdurrahman Wahid menghadirkan pameran “Gus Dur dan Daisaku Ikeda untuk Kemanusiaan: Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian” di Universitas Indonesia (UI) dengan muatan pesan penting tentang persahabatan sebagai dasar perdamaian dunia.
“Kami tidak muluk-muluk, tujuan kegiatan ini adalah untuk membangun persahabatan. Gelombang persahabatan harus terus diciptakan, sebab persahabatan adalah awal dari perdamaian,” ujar Ketua Pelaksana Pameran Inaya Wahid dalam sambutannya di UI, Depok, Jawa Barat, Senin.
Diketahui pameran yang digelar pada 13 hingga 23 Oktober di Makara Art UI itu diselenggarakan oleh Yayasan Bani Abdurrahman Wahid bekerja sama dengan Soka Gakkai Indonesia.
Inaya menyampaikan pameran diselenggarakan untuk memperingati 15 tahun pertemuan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Daisaku Ikeda, dua tokoh lintas agama dan bangsa yang dikenal luas sebagai pejuang kemanusiaan.
Baca juga: Pesan perdamaian Gus Dur dan Ikeda dihadirkan lewat pameran
Menurut Inaya, kegiatan itu menjadi bentuk penghormatan terhadap buku Dialog Peradaban Dunia yang memuat percakapan Gus Dur dan Ikeda tentang pentingnya nilai kemanusiaan di tengah dunia yang diwarnai dehumanisasi dan konflik sosial.
“Situasi hari ini banyak dibicarakan dalam buku tersebut. Dengan Indonesia hari ini, semuanya relevan dengan persoalan hari ini, rumah ibadah susah didirikan, pengusiran rumah ibadah itu seperti penyakit besar yang saling berkelindan. Buku itu membahas semua itu,” ujarnya.
Sebelum hadir di UI, pameran serupa juga telah digelar di Masjid Istiqlal dan akan berlanjut di Pusat Kebudayaan Soka Gakkai Indonesia.
Sementara itu Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Agama (Kemenag) Ali Ramdhani menilai pemikiran Gus Dur dan Ikeda menjadi landasan kuat bagi upaya pemerintah dalam memperkuat moderasi beragama.
Baca juga: Sokka Gakkai: Gus Dur dan Ikeda tokoh teladan dalam dialog antaragama
“Kami hanya mengambil intisari dari pemahaman keduanya terhadap dinamika kehidupan untuk kemudian kami amplifikasi, sosialisasikan cara kedua orang besar ini mengentaskan problematika kehidupan, khususnya dalam mengusung nilai-nilai peradaban dan perdamaian,” ujar Ali Ramdhani.
Buku Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian merupakan dialog inspiratif antara dua guru bangsa, Gus Dur dan Daisaku Ikeda. Dialog keduanya berisikan pemikiran dan pandangan terhadap arah peradaban bangsa yang diwarnai konflik dan dehumanisasi di berbagai bidang kehidupan, seperti agama, pendidikan, sosial, ekonomi, kesetaraan gender, dan kebudayaan.
Menurut dia, pameran itu menyediakan ruang diskursus yang tidak sekadar menjadi tempat untuk menghayati, tetapi juga membangun dialog untuk menelusuri relevansi pemikiran kedua tokoh tersebut dalam konteks tantangan peradaban saat ini.
Baca juga: Menko PMK: Dialog lintas agama fondasi terciptanya perdamaian dunia
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.