Jakarta (ANTARA) - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan negara dan mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

“Untuk mencapai status negara berpenghasilan tinggi, Indonesia tidak hanya perlu mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, tetapi juga harus memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Deputi Menteri Kerja Sama Penanaman Modal, BKPM, Tirta Nugraha Mursitama dalam lokakarya wartawan di Jakarta, Senin.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia, katanya, harus berfokus pada peningkatan produktivitas melalui hilirisasi dan harus bersifat inklusif.

Tirta pun mencontohkan Korea Selatan sebagai mitra strategis dan sangat penting bagi Indonesia, baik dari segi kerja sama bilateral maupun peranan global.

Baca juga: Paviliun Indonesia peroleh komitmen investasi 28,3 miliar dolar AS

Korea Selatan berada pada posisi nomor tujuh sebagai kontributor terbesar Penanaman Modal Asing (PMA) ke Indonesia selama periode 2020-2024. Total investasi Korea Selatan di Indonesia mencapai 11,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp185 triliun selama periode 2020-2024.

BKPM mencatat salah satu proyek utama investor Korea Selatan di Indonesia, berfokus pada hilirisasi yakni proyek ekosistem baterai kendaraan listrik. Selain itu, terdapat investasi di sektor kelistrikan, gas dan air; mesin, elektronik, dan peralatan listrik: hingga industri logam dasar.

Kendati demikian, Tirta menegaskan bahwa dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo, yang terpenting bukan jumlah investasi, namun sektor yang menjadi tujuan investasi asing.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.