Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan kesiapsiagaan mengantisipasi bencana hidrometeorologi basah di sejumlah wilayah memasuki bulan November.
"Kami mohon untuk lebih mulai siaga untuk bencana hidrometeorologi basah ini. Terutama untuk masuk di bulan November," kata Dwikorita ditemui saat Ekspose Pengendalian Karhutla Tahun 2025 di Kantor Kemenhut, Jakarta, Senin.
Secara khusus dia merujuk wilayah-wilayah rawan seperti Sumatera Utara atau sejumlah titik di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Beberapa bencana hidrometeorologi basah termasuk ancaman banjir bandang sering menimbulkan korban jiwa ketika terjadi.
"Sehingga perlu kesiapsiagaan berikutnya setelah karhutla sudah dikoordinasikan mulai saat ini," jelasnya.
Baca juga: BMKG: Gelombang laut NTT capai 2,5 meter hingga 15 Oktober 2025
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di kesempatan yang sama menjelaskan bahwa Indonesia saat ini memasuki periode peralihan musim yang dapat mengakibatkan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah.
"Itu ada di wilayah Sumatera Utara, kemudian kita juga ada di wilayah Jawa pun juga di sebelah tengah ya, tapi itu yang terjadi," jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa musim hujan sendiri sudah dimulai sejak Agustus. Namun karena wilayah Indonesia yang luas, maka musim hujan tidak dialami secara serentak di seluruh tanah air.
"Namun, nanti di bulan November itu sudah hampir semua. Nanti di Desember, Januari, Februari itu sudah serentak," ujat Guswanto.
Dia memastikan BMKG terus melakukan sosialisasi dengan masyarakat untuk melakukan kesiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem, selain juga meminta masyarakat terus memantau prakiraan cuaca dan iklim yang terdapat di beragam kanal BMKG.
Baca juga: Pemerintah antisipasi kemarau lebih awal di Riau demi cegah karhutla
Baca juga: BMKG ingatkan potensi temperatur tinggi dan hujan di sejumlah daerah
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.