Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan pentingnya memastikan seluruh fasilitas pendidikan di Indonesia dibangun secara layak pakai, baik dari sisi struktur maupun fungsinya, terutama di daerah dengan risiko bencana tinggi.

"PR kita adalah untuk membuat bangunan-bangunan fasilitas pendidikan kita, baik itu pendidikan umum, pendidikan agama itu layak pakai," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing BNPB, seperti dipantau di Jakarta, Senin.

Setelah peristiwa robohnya bangunan mushalla Pondok Pesantren Al-Koziny, menurut Muhari, sudah saatnya negara memastikan bangunan sekolah dan pondok pesantren harus memenuhi standar keamanan, karena digunakan dalam jangka waktu lama dan dihuni banyak orang setiap hari.

“Kalau kita bicara pesantren, santri di sana 24 jam. Mereka tidur, belajar, dan beraktivitas di tempat yang sama. Karena itu, bangunan yang digunakan harus benar-benar aman dan layak pakai,” ujarnya.

Ia lalu menjelaskan, istilah layak pakai tidak hanya berarti kuat secara struktur, tetapi juga mampu menjadi tempat berlindung saat terjadi bencana. Oleh karena itu, menurut dia, pemahaman teknis dalam membangun fasilitas pendidikan menjadi hal yang mutlak.

Dalam kesempatan yang sama, Muhari pun menyampaikan bahwa BNPB mencatat jumlah sekolah dari jenjang SD hingga SMA mencapai sekitar 500 ribu unit di seluruh Indonesia. Namun, kata dia melanjutkan, yang berstatus Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) hanya sekitar 25 ribu sekolah, atau hanya sekitar 5 persen dari total keseluruhan.

BNPB juga menyoroti rendahnya kepemilikan izin mendirikan bangunan (IMB) di pondok pesantren. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terdapat 42 ribu pesantren di Indonesia, namun hanya 50 di antaranya yang memiliki IMB.

"Yang harus kita lakukan adalah ketika membangun satu fasilitas, itu harus dengan izin, dengan pengetahuan yang cukup ketika kita akan menjamin itu bisa laik untuk aktivitas pendidikan," kata dia.

Ke depannya, Muhari menyampaikan BNPB berharap pengalaman bencana yang menyasar bangunan pendidikan, seperti Ponpes Al-Khoziny menjadi pelajaran berharga agar pembangunan fasilitas pendidikan lebih memperhatikan aspek keselamatan dan ketahanan bangunan.

Baca juga: Pembangunan sarpras pendidikan diminta kedepankan perlindungan anak
Baca juga: Puan minta Pemerintah ambil langkah konkret atasi sekolah tak layak

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.